Menjelang resepsi, sekitar pukul 10.30 Wib, ternyata penghulu yang ditunggu-tunggu datang juga. Dengan tergesa-gesa, sambil membawa tas jinjing, Haji Mahdum terlihat celingukan mencari anggota keluarga. Di depan paman IBP, sang penghulu tak henti-hentinya meminta maaf atas kelalaiannya, karena tidak hadir dalam akad nikah IBP dan IF.
"Ya sudah pak, sekarang bapak tinggal tanda tangani saja buku nikah kedua mempelai," kata paman korban yang tidak ingin disebutkan namanya.
Dibalas datar oleh sang penghulu, "Tapi saya gak bawa berkasnya pak, semua saya tinggal di rumah," kata si penghulu.
Mendengar jawaban tersebut, paman korban tidak bisa berkata apa-apa. Diam sejenak, langsung berkata kepada penghulu tersebut. "Kalau begitu bisa diambil segera? Mumpung semua keluarga ada disini."
"Bisa pak," balas sang penghulu.
Kebetulan Tribun sempat mewawancarai penghulu yang masih mengutak-atik ponsel pintarnya dan terlihat kebingungan.
"Bapak kok gak hadir ke akad nikah IBP dan IF tadi pagi?" tanya penulis.
Setidaknya ada tiga jawaban yang tidak cukup jelas yang keluar dari mulut penghulu tersebut yang masih terlihat memegang ponsel pintarnya.
"Ehm, ini staf saya tidak memberitahu. Saya kira pukul 18.00 Wib nikahnya. Di KUA juga tidak ada jadwalnya, Ini juga ponsel saya dimainkan anak saya, makanya tidak bisa dihubungi sejak pagi," katanya dengan suara bergetar.