News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tak Mau Menuntut, Korban Petasan Perbaiki Rumah Sendiri, Walau Harus Tidur di Dapur

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Labfor Polda Jatim melakukan olah TKP ledakan rumah pembuat petasan di Jalan Kyai Pasreh Jaya, RT 6 RW 5 Kelurahan Bumiayu, Kota Malang, Senin (26/10/2015). Akibat kejadian ini empat orang tewas dan tiga luka-luka dan satu sekolah tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

TRIBUNNEWS.COM, KEDUNGKANDANG  -  Ledakan petasan di rumah Nawardi, Jalan Kyai Pasreh Jaya Gg Cemondelan, Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, tidak hanya membuat empat orang meninggal.

Warga di sekitar rumah tersebut juga harus menanggung kerugian lain, yakni memperbaiki rumah mereka yang rusak akibat ledakan tersebut.

Salah satunya adalah Hasan Basuri (50), yang tinggal berdampingan dengan Nawardi. Dia mengaku harus memperbaiki dinding, dan atap rumahnya rusak akibat ledakan petasan yang berlangsung pada Minggu (25/10/2015) malam.

“Kalau dihitung-hitung biaya kerusakan bisa mencapai jutaan rupiah,” aku Hasan saat ditemui Surya (Tribunnews.com network), Selasa (27/10/2015) siang.

Diperkirakan kerusakan akibat ledakan itu di rumah Hasan mencapai Rp 10 juta.

Meski demikian, Hasan tak mempersoalkan kerugian yang sangat besar tersebut.

Ia tak menuntut, bahkan ia rela memperbaiki rumahnya sendiri dengan menggunakan dana pribadi. Perbaikan itu mulai dilakukan Selasa pagi.

Saat itu ia meminta sejumlah saudara untuk membantu memperbaiki rumahnya. Tahap pertama ia hendak memperbaiki atap rumah.

“Biayanya saya sendiri. Kalau menunggu Pemkot akan terlalu lama, dan saya belum tahu apa bisa dibantu atau tidak,” tambahnya.

Hasan bercerita hidup keluarganya sejak ledakan di rumah Nawardi menjadi susah.

Ia harus mengungsikan anak, dan istri ke rumah saudara.

Selain itu, sebagian barang miliknya juga harus dititipkan ke SD Negeri Bumiayu 4 yang berjarak beberapa meter dari rumah.

Kesusahan yang lain, kata Hasan, dirinya harus tidur di dapur. Lokasi ini dipilih karena kondisi dapur yang berada di belakang rumahnya yang aman dari angin, dan hujan.

Sebagian barang Hasan juga diletakkan di sini karena alasan kondisi yang aman itu.

“Ya, mau gimana lagi. Kalau atapnya sudah terpasang mungkin saya tidak tidur di pawon (dapur) belakang rumah,” tambahnya.

Penghuni rumah lain, Abdullah Umar, yang rumahnya berada di sisi barat rumah Nawardi, justru memilih untuk tak memperbaiki rumahnya segera.

Ia memilih menunggu bantuan pihak ketiga karena kerusakan rumahnya akibat ledakan mencapai 80 persen.

Ledakan petasan pada Minggu malam, kata Umar, menjebolkan dinding rumah, serta atap rumahnya

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini