Gunawan mengklaim bahwa konstruksi ini sangat efisien. Tak perlu ada pembebasan lahan dan mengakomodasi semua moda transportasi darat.
"Setiap 1 km ruas jalan berlorong nanti kira-kira cukup dengan Rp 500 miliar. Lorong ini bisa hanya pengaman saja," tambah Gunawan.
Jembatan Sarang Lebah ini bisa disebut jalan tol multifungsi dan multi ruas. Sangat futuristik dan berwawasan ke depan.
Sebab, moda transpportasi massal kelak akan sangat didorong. Temuan desain ini adalah semacam konfigurasi yang terinspirasi sarang lebah.
Nantinya, konstruksi itu bisa mengadopsi kerja lebah dengan sistem gotong royong.
Semua masyarakat transportasi bisa dilibatkan dengan membentuk koperasi masyarakat transpotasi.
Konstruksi ini juga bisa menjadi altenatif saat Surabaya menrencanakan tol tengah kota.
Desain jembatan dengan tiga heksagonal itu telah mendapat sertifikat desain industri dari Kemenkumham.
Gunawan mengerjakan desain itu bersama rekannya Muh Sjamsul Arifin.
Serifikat ini berlaku 10 tahun. Sertifikat itu ditandatangani Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Direktur Hak Cipta Desain Industri.
Desain jalan itu dinalai tidak hanya kuat, tapi memiliki estetika kota. Gunawan mengklaim bahwa desainnya cukup visibel.
Tidak sulit untuk diterapkan. Meski demikian itu baru predesign. Nanti masih perlu detail engineering design (DED) untuk mengadopsi konstruksi itu.