News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Mistis Penjaga Makam Pahlawan, Didatangi Sosok Tinggi Besar Berjubah Putih

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PERINGATI HARI PAHLAWAN - Siswa SDN Kauman 1 menaburkan bunga pada makam 34 pasukan Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang dimakamkan dalam satu lubang saat mempertahankan kemerdekaan di Taman Makam Pahlawan TRIP, di Jalan Pahlawan TRIP, Kota Malang, Senin (9/11/2015). Selain untuk memperingati Hari Pahlawan, kegiatan luar kelas ini juga bertujuan untuk belajar sejarah dan Budi Pekerti. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO

TRIBUNNEWS.COM - Taman Makam Pahlawan Nasional Kusumanegara Yogyakarta menjadi saksi bisu orang-orang yang telah berjuang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Apa saja kisah mereka yang menjaga makam? berikut penuturan dari penjaga makam yang sudah 33 tahun menjaga kompleks Kusumanegara.

SATU diantara beberapa penjaga makam di Kusumanegara adalah Suharyadi (56), dari rekannya, dia paling senior yang menjaga makam yang terletak di Jalan Kusumanegara, Semaki, Umbulharjo, Yogyakarta.

Ribuan pahlawan termasuk 5 orang pahlawan nasional yaitu Jenderal Sudirman, Brigjen Urip Sumoharjo, Supeno, Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono dimakamkan di Kusumanegara.

Tak heran jika makam selalu ramai dikunjungi dan diziarahi berbagai kalangan mulai para petinggi negara maupun orang biasa.

Suharyadi punya tanggung jawab menjaga kebersihan, kerapian dan kemanan kompleks. "Semuanya ada 12 orang yang mengelola di sini, bisa dibilang saya yang paling senior," ujarnya ketika ditemui Selasa (10/11/2015).

12 orang bergantian merawat taman makam mulai dari membersihkan sampah, menjaga, piket malam, melayani rombongan ziarah hingga menjadi guide dadakan untuk menjelaskan tentang taman makam yang tercatat memiliki 1941 nisan.

"Tapi itu jumlah kurang lebih, kalau jumlah pastinya bukan segitu karena ada 1 makam diisi 2 sampai 3 jenazah," ujarnya.

Bertugas sejak 1982 suka duka yang dialami pria asal Jeruklegi Tegaltandan Banguntapan Bantul ini, mulai dari berjaga sampai malam dan tidak pulang ke rumah hingga perlakuan pengunjung yang tidak sopan dan lainnya.

Namun ada satu hal yang sangat berkesan dan masih diingatnya hingga hari ini, pada sekitar tahun 1985 dirinya pernah bertugas jaga malam dengan seorang petugas yang lain.

Tiba-tiba dirinya melihat penampakan sosok tinggi besar berjubah putih yang duduk bersila di dekat pos jaganya yang ada di samping pintu masuk.

Namun dia yang melihatnya tidak merasa takut dan hanya membiarkan sosok tersebut disana sampai hilang dengan sendirinya.

Kejutan lain datang selang beberapa waktu setelahnya, seorang pengusaha bernama Imam Supardi yang waktu itu sedang memborong pembangunan Monumen Jogja Kembali datang berziarah dan memberikan bingkisan kepadanya dan seorang rekannya.

"Waktu itu saya diberi 60 ribu rupiah, padahal waktu itu gaji saya 12 ribu rupiah, ya saya berterima kasih sekali dan bersyukur," ceritanya.

Setelah kejadian itu, sebagai petugas makam peristiwa mistis kerap ditemuinya, namun dirinya dan rekan-rekannya sudah menganggap hal tersebut sebagai hal biasa saja.

Menjaga makam bagi orang-orang penting di negeri ini dia juga sempat bertemu dengan orang-orang nomer satu di negeri ini seperti Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono.

Di hari pahlawan ini dia berpesan pada generasi muda untuk selalu mengingat jasa para pahlawan, karena dari mereka yang telah berjuang menumpahkan darahnya itulah sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan.

"Kalau tidak ada para pahlawan, kita belum tentu ada. Harus bersyukur dan selalu mengingat jasa pejuang," pesannya. (Tribun Jogja | Khaerur Reza)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini