Laporan Wartawan Tribun Medan, Abul Muamar
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kabar dugaan pemilik Rumah Sakit Umum Citra Medika Batangkuis yang menyentil kemaluan pasien Erwinsyah (39) membuat berang anggota Komisi A DPRD Sumatera Utara, Sutrisno.
Ia tak kalah geram ketika tahu dugaan rumah sakit swasta tersebut melakukan malapraktik terhadap Erwinyah, warga asal Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang.
Baca juga: Pemilik Rumah Sakit Sentil Kemaluan Erwinsyah Sampai Sulit Kencing
"Suruh saja keluarga datang membuat laporan resmi. Apapun kondisinya, secara profesional mereka harus melakukan tindakan dengan baik," kata Sutrisno kepada Tribun Medan, Selasa (17/11/2015).
Usai mejalani operasi usus buntu, Erwinsyah tak kunjung sembuh dan malah semakin parah lantaran mengalami infeksi di bekas jahitan operasi dan terus bernanah.
Baca juga: Pemilik Rumah Sakit Bantah Sentil Kemaluan Pasien Erwinsyah
Pemilik rumah sakit, Paiman Manurung, bukan menanggapi keluhan pasien tapi justru marah-marah sambil menghina Erwinsyah sebagai orang miskin tak tahu diuntung.
Keadaan Erwinsyah sangat memprihatinkan dan kini perawatannya sudah dipindah ke rumah sakit lain. Tubuhnya sangat kurus dan ia tak bisa melakukan apa-apa, termasuk untuk berkemih.
Baca juga: Ikatan Dokter Murka Pemilik Rumah Sakit Sentil Kemaluan Pasien
Menurut Sutrisno, seharusnya RSU Citra Medika mengikuti seluruh prosedur dan menjelaskan seluruh tindakan yang akan diambil diberitahukan kepada keluarga, termasuk saat hendak mendonorkan tiga kantung darah ke pasien.
"Tidak boleh bertindak sendiri. Sebagai wujud keterbukaan informasi, mereka harus jelaskan. Penyakitnya ini, tindakannya ini, konsekuensinya ini. Kalau tidak dilakukan konsekuensinya ini. Kenapa harus dikasih darah juga harus dijelaskan. Kalau itu tidak dilakukan, itu melanggar," terang dia.
Baca juga: Terduga Penyentil Kemaluan Pasien Konon Pernah Tugas di Rumah Sakit Pirngadi
"Wajar pasien cemas. Publik tidak terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Kita saja yang sudah sarjana, sudah bolak-balik mendapatkan pelayanan seperti itu belum tentu paham. Apalagi orang yang lebih sederhana dari kita," beber dia.
Komisi A DPRD Sumut akan meminta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk mengecek dugaan malapraktik tersebut. Ia juga mengimbau Dinas Kesehatan Deliserdang turun tangan menanggapi kasus ini.
"Setelah nanti IDI ke sana, kami minta sekaligus juga dilaporkan. Kepala Dinas juga harus menanggapi itu. Hal-hal seperti itu harus ditanggapi Dinas Kesehatan setempat," tegas dia.
Sutrisno menyesalkan fakta bahwa warga miskin masih mendapatkan perlakukan diskriminatif dari pelayan kesehatan karena siapapun orangnya harus mendapatkan pelayanan terbaik.
"Siapapun itu, bagaimana pun statusnya, tidak boleh diperlakukan semena-mena begitu. Bagaimana sebenarnya Kartu Indonesia Sehat itu yang sebenarnya? Ini mencederai program nasional," kata dia.