Kedua pasangan memiliki persentase yang merata dalam hal buzz pemberitaan di media sosial. Tercatat, dari 6.960 buzz pasangan Risma-Wisnu, sebanyak 53,25 persen (4.239 buzz) direspon oleh para netizen.
Tone (nada) pembicaraan seputar pasangan ini juga dominan positif. Pasangan Rasiyo-Lucy juga mencatat persentase yang tinggi, yaitu 47,03 persen dari 1.750 buzz-nya di respon.
Sayembara berhadiah Rp 10 juta bagi “Penangkap Pelaku Politik Uang” yang diadakan pasangan Rasiyo-Lucy menjadi satu di antara topik hangat yang mendapat respon positif para netizen.
Soal persentase buzz ini, Fayakhun menjelaskan, “Angka ini memberi pesan kepada kita bahwa di media sosial, kampanye kedua pasangan sama-sama efektif. Performa keduanya boleh dibilang sama-sama apik. Presisi kampanyenya di ranah digital tepat sasaran. Angka 50 persen membuktikan hal ini”.
Namun, Doktor Politik Digital ini menjelaskan, meski dari sisi efektifitas kampanye kedua pasangan relatif setara, namun segi bobot, pasangan Risma-Wisnu jauh lebih dominan. Buzz pasangan ini hampir 6 (enam) kali lebih tinggi dari pasangan Rasiyo-Lucy.
Bobot yang berbeda jauh ini, jelas Fayakhun, memberikan efek duplikasi dan repetisi perbincangan yang juga lebih tinggi kepada pasangan Risma-Wisnu.
“Akan besar pengaruhnya pada tingginya tingkat popularitas dan elektabilitas Risma-Wisnu,” jelas Fayakhun.
Fayakhun menyarankan, ketertinggalan pasangan Rasiyo-Lucy sebaiknya direspon tim pemenangannya lewat cara menggenjot kampanye berbasis media sosial.
Tim pemenangan Rasiyo-Lucy, kata dia, seharusnya melipatgandakan penetrasinya di ranah yang sangat diminati pemilih pemula dan generasi muda. Karena domain itu hingga saat ini belum terlihat strategi massifikasi dari pasangan ini.
Secara umum, hasil monitoring FA Policy Maker menunjukkan bahwa di pentas media sosial, hingga saat ini pasangan Risma-Wisnu yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini masih jauh lebih unggul dari pasangan Rasiyo-lucy yang diusung Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).