Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Tenggelamnya kapal KM Marina Baru di perairan Teluk Bone pada perjalanan dari pelabuhan Kolaka Sulawesi Tenggara menuju Siwa Sulawesi Selatan, Sabtu (19/12/2015) lalu menyimpan banyak kisah tragis di dalamnya.
Satu di antaranya kisah Samir (34), salah satu korban asal Kolaka Timur hingga saat ini belum diketahui keberadaannya.
Abdul Gani (54) paman Samir menceritakan kronologi saat detik-detik tenggelamnya KM Marina.
"Sebelum kapal tenggelam, sekitar pukul 14.00 Samir sempat menelepon saya, dia bilang kapal yang ditumpanginya bocor dan kemasukan air," ungkapnya.
Saat itu, tambah Abdul Gani, Samir yang menumpang di kapal bersama adiknya Ratnawati (34) dan Ibunya Hasnawati dalam keadaan panik.
"Semua penumpang sudah panik, begitupun Samir. Saya sempat suruh dia untuk pakai jaket pelampung dan mencari jerigen untuk menyelamatkan diri," kata Abdul Gani.
Menurut pengakuan Abdul Gani, Samir juga sempat membantu beberapa korban lain untuk menyelamatkan diri.
"Dia bilang di telepon kalau dia sedang berusaha menyelamatkan penumpang kapal lain," tambahnya.
Abdul Gani yang juga panik mendapat kabar buruk dari keponakannya tersebut lantas berusaha meminta titik koordinat lokasi karamnya kapal kepada keponakannya itu.
"Saya sempat minta koordinatnya, dan beruntungnya dia sempat kasih informasi lalu saya segera laporkan ke Basarnas," ungkap Abdul Gani yang juga merupakan anggota Basarnas Sulawesi Selatan.
Sesaat setelahnya, kontak antara Abdul Gani dan Samir terputus. Handphone Samir tak dapat dihubungi lagi.
Beberapa hari kemudian, Hasnawati ditemukan dalam keadaan meninggal dan telah dimakamkan oleh keluarganya di Kampung halamannya di Kolaka Timur.
Ratnawati juga akhirnya diketahui keberadaannya setelah tim DVI Polda Sulselbar berhasil mengidentifikasi jasadnya di RS Bhayangkara Makassar, Sabtu (26/12/2015) malam.
Sementara itu, Samir hingga kini belum diketahui keberadaannya.
"Saya hanya berharap Samir dapat segera ditemukan," kata Abdul Gani. (*)