TRIBUNNEWS.COM - Kisah ini merupakan hasil penelusuran reporter Warta Kota pada Bulan Februari 2015 di sebuah desa di Kabupaten Subang.
Di Awal Januari 2016 ini apakah masih ada praktik seperti ini?
Semoga hal seperti ini tak kembali terjadi.
Begini kisahnya.
Praktik dunia hitam (gadis penghibur) rumahan di Kabupaten Subang, Jawa Barat sulit dibendung.
Dalam kondisi kemiskinan yang masih menghantui sebagian masyarakatnya, perempuan di pedesaan Subang banyak yang terpaksa terjun ke dunia hitam.
Ada anak remaja yang oleh kakaknya 'ditukar 'dengan sebuah sepeda motor.
Yang sangat memprihatinkan, praktik gadis penghibur rumahan itu justru banyak melibatkan gadis-gadis remaja.
Bahkan tidak sedikit gadis di bawah umur yang sudah terjerumus ke dunia hitam.
Seperti yang dilakukan Yona (bukan nama sebenarnya), warga sebuah desa di Cipunagara, Kabupaten Subang.
Di usianya yang masih belia, 16 tahun, siswi kelas XI sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Subang ini sudah terbiasa menemani laki-laki hidung belang yang datang ke kampungnya.
Berdasarkan cerita seorang calo yang ditemui Warta Kota pekan lalu, Yona kini menjadi salah satu primadona karena parasnya yang cantik, berkulit putih mulus, dan tentunya karena usianya yang masih muda.
"Setiap tamu yang saya kenalkan Yona, hampir tidak ada yang menolak. Yona ini masih muda."
"Dia memang belum lama menjalani profesi gadis penghibur," jelas MU (42), seorang makelar atau broker yang menjadi perantara pekerja dunia hitam rumahan di rumah milik seorang makelar desa itu.