"Kami hanya berdoa berserah diri pada Allah, saya anggap cobaan,” tutur Sunarko saat ditemui di rumahnya, Kamis (14/1/2016).
Harta benda keluarga Sunarko habis untuk mengobatkan anaknya. Perhiasan emas, kendaraan, perabot rumah tangga dijual untuk biaya menyembuhkan Ardiansyah.
Sepertinya takdir agar Ardiansyah Sembuh belum berpihak.
“Sekarang tidak ada biaya lagi untuk berobat," kata Tatik Mudiarti (49), istri Sunarko yang ikut mendampingi anaknya.
Menurut Tatik, Ardiansyah lahir prematur umur kandungan masih 8 bulan.
Ardiansyah lahir dengan bantuan dukun bayi pada pukul 23.00. Pada saat lahir, tidak ada gerakan maupun tangisan Ardiansyah. Hal itu membuat Sunarko resah.
Ardiansyah bisa bergerak dan nangis sekitar pukul 04.00 atau pada saat adzan subuh.
Setelah mengetahui tubuh Ardiansyah bergerak, Tatik kemudian membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan, dimasukkan ke inkubator.
“Saya waktu itu minta supaya dia hidup. Biar pun nakal saya terima. Sekarang kondisinya seperti ini ya saya terima,” ujar Sunarko.
Pada masa balita, Ardiansyah masih bisa berdiri. Pada umur 8 bulan, badannya gemuk.
Tapi, setelah itu, tiba-tiba dia tidak bisa jalan dan duduk.
“Sampai sekarang kondisinya lumpuh seperti ini, tapi kata dokter pertumbuhan tulangnya bagus,” tambah Sunarko.
Kini, keluarga Sunarko berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten untuk mengobatkan penyakit anaknya.
Sunarko mengaku, selama ini belum ada bantuan sama sekali untuk pengobatan anaknya.