Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU- 13 orang eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (gafatar) asal Provinsi riau emoh balik kampung.
Alasannya, mereka sudah tidak punya harta benda dan khawatir tidak diterima kembali berbaur dengan masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau Syarifuddin AR kepada Tribunpekanbaru.com, Rabu (27/1/2016).
Menurut Syarifuddin, kenyataan tersebut justru membuat repot pemerintah daerah hingga belum bisa memastikan kapan ke 13 orang tersebut sampai ke Riau.
"Ada yang KTP nya Pekanbaru namun mereka asal Jawa. Jadi memilih pulang ke Jawa saja. Sebab di Pekanbaru harta benda mereka sudah tidak adalagi, " terang Kadis.
Persoalan lainnya, eks gafatar ini juga khawatir jika mereka tidak diterima saat berbaur dengan masyarakat.
"Memang kita sudah berkoordinasi dengan masing-masing kabupaten/kota terkait pembinaan yang akan dilakukan. Namun, masalahnya tidak segampang yang terlihat. Menurut saya sangat kompleks, " ujar Syarifuddin.
Ditambahkannya, mereka yang terusir dari Kalimantan tersebut sudah menghabiskan semua harta benda. Bahkan memboyong anak dan istri.
Mereka juga punya perkebunan yang dikelola. Namun semuanya habis.
"Ibaratnya mereka terusir dan kaget. Kondisi yang akhirnya menjadikan trauma. Makanya beberapa diantaranya justru bingung harus kemana, " terang Syarifuddin.
Diriau sendiri rencananya 13 eks gafatar akan ditempatkan di Rumah Perlindangan Trauma Center (RPTC) oleh Dinas Sosial Provinsi Riau.
Disana nantinya akan dibimbing rohani dan psikologis.
"Namun menurut saya itu hanya temporary saja. Sebab, ada kekhawatiran mereka bisa saja membangun sel-sel baru didaerah. Karena itu butuh keseriusan semua pihak dengan membludaknya pemulangan mereka. "Pungkas Syarifuddin. (*)