Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Warga Suku Anak Dalam (SAD) dari Batin IX dari Kabupaten Batanghari dan Sarolangun serahkan 25 pucuk senjata api rakitan jenis kecepek ke makorem 042/Gapu, Jumat (29/1/2016).
Rusman, temenggung Kelompok SAD Batin IX menyerahkan senjata api rakitan berbentuk senapan atau yang biasa disebut kecepek, merupakan alat berburu bagi warga SAD di Jambi.
Kecepek menjadi alat berburu bagi warga SAD sudah digunakan secara turun temurun.
Kecepek biasanya dimiliki setiap satu anggota KK.
Alat ini digunakan untuk bertahan hidup di dalam hutan, untuk memburu hewan buruan.
"Ini senjata untuk berburu, Ini senjata kami bikin sendiri, Manual sudah dari ninik moyang kami," kata Rusman.
Kecepek memikiki bentuk dan model seperti senapan laras panjang. Keahlian membuat kecepek diakui temenggung Rusman sudah diturunkan dari generasi ke genari sejak jaman penjajahan.
Sistem kerja kecepek menggunakan belerang dari korek api yang di masukkan dalam senapan.
Sementara untuk peluru, di ujung kecepek diisi dengan senamo, yakni paku, biji-bijian seperti kacang hijau.
Untuk melumpuhkan hewan buruannya di hutan, warga SAD biasanya menggunakan racun dari tumbuh-tumbuhan di hutan.
"Dak pake peluru. Isinya biji-bijian," kata Rusman.
Namun belakangan kecepet digunakan kelompok SAD di desa Kungkai, Kecamatan Bangko, Kabupaten Merangin, saat bentrok dengan warga pada 15/12/2015 lalu.
Bentrok dengan warga desa setempat menewaskan satu orang warga dan melukai dua warga desa lainnya.