Balok kayu yang tergeletak di jalan langsung disambarnya dan diayunkan ke wajah Monang.
Pengeroyokan baru berhenti setelah seorang ibu memberanikan diri meneriaki agar berhenti.
"Jangan, jangan. Tolong," teriak suara seorang perempuan.
Namun sayangnya nyawa Monang tidak tertolong lagi.
Tindakan ini lah yang membuatnya langsung meregang nyawa.
Dia menjadi korban bentrokan antara kedua kubu OKP di Medan.
Sementara itu korban lainnya yang diketahui bernama Roy Silaban (40) warga Tuntungan.
Jenazahnya dibawa keluarga dari RS Mitra Sejati sekitar pukul 20.15 WIB.
Pamit Istri
Almarhum Monang Hutabarat, korban jiwa bentrok antar ormas yang terjadi sehari lalu, meninggalkan lima orang anak dan satu isteri.
"Ada lima anak almarhum, tiga perempuan dan dua laki-laki," ujar seorang keponakan almarhum yang menolak dituliskan namanya, Minggu (31/1/2016).
Dari keterangan yang diberikan keponakan almarhum tersebut, diketahui bahwa almarhum Monang memiliki anak perempuan sulung berusia 22 tahun dari isteri pertama.
Sedangkan anak yang paling kecil masih berusia sekitar tiga tahun.
"Yang paling besar anaknya perempuan, sekitar 22 sampai 23 tahun, itu dari isteri yang pertama. Sedangkan yang paling kecil masih berusia sekitar 3 tahun," ujar lelaki tersebut saat dijumpai di rumah duka Jalan Gaharu Lorong 1.
Sementara itu, selaku isteri almarhum, Ros, belum dapat dimintai keterangannya.
Pantauan www.tribun-medan.com, Ros masih dalam keadaan berkabung ditemani oleh keluarga dan kerabat.
Diberitahukan sebelumnya, bentrokan antarormas terjadi pada Sabtu (30/1/2016) kemarin.
Akibat bentrokan tersebut, beberapa orang dilaporkan terluka dan meninggal dunia.