News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

47 Sekolah di Bereuen Lumpuh, Komputer dan Perpustakaan Terendam Air

Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO DOKUMEN - Meja di kamar santri Dayah Ummul Ayman Samalanga, Bireuen terpaksa dikeluarkan karena ikut tergenang banjir bandang, Rabu (10/2).

TRIBUNNEWS.COM, BIREUEN  -  Aktivitas kegiatan belajar mengajar di 47 sekolah di Bireuen yang diterjang banjir sejak empat hari lalu, hingga Sabtu (13/2/2016) belum normal.

Para guru dan siswa sekolah-sekolah tersebut bergotong royong membersihkan lumpur di ruang kelas, menjemur buku-buku pelajaran, dan dokumen sekolah lainnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (PK) Bireuen, Drs narul Yuliansyah MPd kepada Serambi mengatakan, banyak mobiler sekolah rusak akibat banjir, termasuk pagar sekolah yang ambruk.

Angka kerugian akibat banjir yang menerjang sarana pendidikan diperkirakan mencapai Rp 6 miliar lebih.

“Kerugian paling parah adalah banyaknya komputer yang teredam air, kemudian ratusan buku pustaka juga terendam,” kata Nasrul Yuliansyah usai memantau sejumlah sekolah yang direndam banjir di Kecamatan Kota Juang dan Jeumpa, kemarin.

Ia menyebutkan, sekolah-sekolah yang terendam banjir, merata hampir di semua kecamatan dan hingga kemarin belum bisa melaksanakan proses belajar mengajar. Pihaknya, akan melakukan pendataan secara rinci terhadap kerusakan mobiler, bahan praktek laboratorium, buku perpustakaan, dan perlengkapn praktek di beberapa SMK.

Kasie Pendidikan Agama Islam, Kankemenag Bireuen, Anis SAg kepada Serambi mengatakan, ada belasan madrasah di Bireuen tergenang banjir walaupun sekarang airnya sudah surut.

Banjir mengakibatkan banyak mobiler atau perlengkapan sekolah rusak. Hingga kini aktivitas belajar mengajar juga belum normal.

Sementara Bupati Bireuen Ruslan M Daud mengatakan, berdasarkan data Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Perumahan Rakyat, banjir juga menyebabkan kerusakan infrastruktur seperti jalan, jembatan, saluran irigasi, dan lainnya.

Kerusakan terparah terjadi di Samalanga, Pandrah, Jeunieb, Peulimbang, Peudada, Jeumpa, Kota Juang, Kuala, dan Peusangan.

Ruas jalan yang rusak meliputi jalan kabupaten 21 kilometer (Km), jalan lingkungan 10 Km, jalan nasional 2 Km, dua jembatan, 2 box culvert di jalan kabupaten, dan 7 box culvert di jalan nasional.

“Kerugian akibat kerusakan infrastruktur mencapai 50 miliar,” sebut Ruslan.

Banjir bandang yang menerjang kawasan Samalanga dan telah menyengsarakan rakyat, salah satu penyebabnya dinilai karena banyaknya usaha galian C di sepanjang Krueng Batee Iliek.

Hal itu dikatakan pimpinan Dayah/Pesantren Ummul Ayman Samalanga, Tgk Nuruzzahri atau lebih dikenal Waled Nu kepada Serambi, Sabtu (13/2).

Menurut Waled Nu, galian C telah menyebabkan tatanan lingkungan rusak.

“Banjir bandang beberapa hari lalu, hingga saat ini masyarakat masih merana. Banyak fasilitas umum rusak, mobiler sekolah hancur, belum lagi endaman lumpur,” ujarnya.

Karena itu, Karena itu, untuk mencegah banjir bandang ini berulang, pemerintah daerah dan pemerintah provinsi segera turun tangan menertibkan usaha galian C di sepanjang Krueng Batee Iliek, dan beberapa tempat lain yang berpotensi merusak alam hingga menimbulkan bencana alam.

Bupati Bireuen, H Ruslan M Daud kepada Serambi mengatakan, pihaknya akan segera menertibkan usaha galian C di sepanjang Krueng Batee Iliek dan beberapa tempat lainnya.

Pemerintah akan mendata dulu untuk mengetahi apakah mereka berizin atau tidak. Kalau pun mereka punya izin tapi mengancam daerah aliran sungai, juga akan ditertibkan.(serambi indonesia/yus/c38)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini