News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

'Si Kalkulator Berjalan' Dikeluarkan dari Sekolah setelah Sebut Gurunya Bodoh

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ruslan Yusuf alias Ulcok (kiri duduk) menjawab pertanyaan Doktor Matematika UNM, Mentor Senior JILC dan sejumlah Akademisi saat diuji kemampuan berhitungnya di kantor Tribun Timur, Jl Cenderawasih, Makassar, Sulsel, Selasa (16/2). Ulcok (26) yang hanya sampai kelas 2 Sekolah Dasar ini mampu menghitung penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian tanpa menggunakan alat hitung, meskipun angka yang dihitung merupakan ratusan bahkan ribuan. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Meski tidak tamat sekolah dasar, Ruslan Yusuf (26) alias Ullang Cokmo atau Ulcok tidak kehilangan kemampuan berhitung cepat.

Pemuda yang dijuluki "Kalkulator Berjalan" dari Kota Makassar, Sulawesi Selatan, itu putus sekolah setelah dikeluarkan oleh gurunya.

Saat ditemui di rumah mungilnya di Jalan Butta-butta Caddi 10 C, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar, Rabu (17/2/2016), Ulcok menceritakan kisahnya hingga berhenti sekolah saat duduk di bangku kelas III SD.

"Saya dikasih keluar karena kubilang guruku bodoh dan stupid. Masa itu terus diajarkan 6 x 6, tidak pernah berubah-ubah mata pelajarannya," kata Ulcok sambil tertawa.

Selama bersekolah dulu, Ulcok mengaku sering mendapat ranking bagus.

Teman-temannya menyebut dia si jenius.

Ulcok juga kerap mendapat upah dari teman-temannya karena membantu mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka, terutama mata pelajaran berhitung.

"Saya pintar berhitung dari dulu. Jadi kalau saya berhitung, soal perkalian, pengurangan, pembagian, dan penambahan sampai puluhan langsung terselesaikan di otak," kata penggemar batu akik tersebut.

"Jadi ketika orang berhenti menyebut soal hitungan, saya bisa langsung jawab. Saya bisa selesaikan sampai jutaan," kata dia.

Saat ditanya mengapa tidak mau melanjutkan sekolahnya, Ulcok mengatakan tidak mau mendapat masalah yang sama dengan gurunya.

"Banyak yang mau sekolahkan saya dulu, tapi saya tidak mau. Saya pikir, kalau sekolah juga mau kerja di mana. Jadi biar saya begini keliling berhitung masuk kantor-kantor dan warkop-warkop (warung kopi)," tuturnya.

KOMPAS.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini