Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, merasa tidak bersalah menyampaikan uneg-unegnya soal penolakan Pemkot Surabaya melalui Twiter.
"Pejabat dalam menyampaikan pendapat dengan berbagai cara, mau door stop, press release, wawancara di radio, televisi, koran itu sama, termasuk tweet di media sosial," ujar pria yang akrab disapa Kang Emil saat ditemui di Balai Kota Bandung, Jumat (26/2/2016).
Menurut Kang Emil, mereka yang melarang mencuitkan gagasan di media sosial adalah orang yang berparadigma lama, sempit. Dunia berubah dan pendapat kini bisa disebar melalui media sosial.
Kang Emil memaklumi pro dan kontra di dunia unggah-ungguh terkait sikapnya mengomentari Pemkot Surabaya yang menolak kunjungan kerja rombongan Wakil Wali Kota Bandung, Oded Muhammad Danial. Ia menyalahkan orang yang mengkritik cuitannya soal ini tindakan cengeng.
"Apakah saya mewek mewek menyampaikan penyesalan? Tidak kan. Hanya memberitahu saja. Tiap pemimpin gayanya beda-beda," kata Kang Emil.
Emil meminta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Bandung tidak mengadakan studi banding ke Surabaya. "Sementara ditundalah yang akan studi banding ke Surabaya daripada ditolak," ujar Emil.
Emil juga minta masalah penolakan tidak diperpanjang dan diambil hikmahnya. Ia memastikan antara Bandung dan Surabaya adalah saudara.
"Penolakan sudah berulang kali tapi saya harap hubungan Kota Bandung dan Surabaya harus baik seperti Viking dan Bonek yang juga bersaudara," ujar Emil.
Emil mengatalan ia mencintai Surabaya karena pernah membantu Pak Bambang, wali kota sebelum Tri Rismaharini, yang juga diusung PDI Perjuangan.