Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Warga Tanah Karo, Jusnihar Sahite, mengaku sudah terbiasa melihat erupsi Gunung Sinabung yang tak kunjung berhenti sejak 2010 hingga sekarang.
"Sebenarnya sudah terbiasa melihat gunung erupsi. Setiap meletus pasti terlihat abunya meluncur, asapnya ke atas. Cuma sedikit rasa was-wasnya," kata Jusnihar saat dihubungi Tribun Medan, Sabtu (27/2/2016).
Dahulu, bila Gunung Sinabung meletus warga panik. Sehingga berhamburan mencari tempat lebih aman. Sekarang, masyarakat sudah terbiasa dan tidak ada lagi warga yang tinggal di zona merah.
"Dulu memang panik karena warga yang tinggal di sekitar empat kilometer banyak. Tapi, sekarang kami terbiasa, kalau pun Gunung Sinabung meletus tetap bekerja seperti biasa," imbuh dia.
Menurutnya, akibat erupsi, masyarakat tak dapat sembarangan bercocok tanam. Karena itu, harus memilih tanaman yang kuat bila semburan debu Gunung Sinabung mengarah ke lahan pertanian.
"Kalau tanam cabai, kentang, terong rawan kali mati, karena kalau debu vulkanik mengarah ke ladang pasti rusak. Makanya, saya tetap pertahankan tanaman jeruk lantaran lebih kuat bertahan," katanya.