News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenakan Disuruh Pulang Sekolah, Dua Kakak Beradik Pukuli Guru Hingga Pingsan

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tersangka Suwandi, pelaku pengeroyokan guru SD, ditangkap polisi.

TRIBUNNEWS.COM, MUSIRAWAS -- Warsito (43), guru Sekolah Dasar Negeri (SDN) Desa SP3 Temuansari Kecamatan Muarakelingi dikeroyok oleh dua kakak beradik, Suwandi (24) dan kakaknya Suhardi (30).

Pengeroyokan yang terjadi Sabtu, (5/3/2016), sekitar pukul 08.00 wib itu dipicu karena keponakan pelaku, Harza (7), siswa kelas I disuruh pulang oleh gurunya, karena berkelahi dengan teman sekolahnya.

Informasi yang dihimpun Sripoku.com menyebutkan, aksi pengeroyokan berawal ketika kedua‎ pelaku yang hendak pergi ke kebun melihat keponakannya menangis.

Keponakannya mengadu telah disuruh pulang ‎oleh guru kelasnya, Warsito. Mengira keponakannya yang pulang sambil menangis akibat diusir oleh guru kelasnya, Suwandi dan Suhardi bergegas mendatangi SDN Temuan Sari.

Sesampainya di sekolah, Suwandi diduga langsung memukul kepala dan wajah Warsito, berulang kali. Melihat adiknya memukul sang guru, Suhardi pun ikut memukul wajah dan kepala korban.

Aksi pemukulan yang terjadi didalam kelas dan dilakukan dihadapan murid-murid, berlangsung sekitar 20 menit, hingga pingsan. Korban sendiri tidak berani melawan, karena takut dengan kedua pelaku yang dikenal memiliki keluarga besar di desa setempat.

Saat aksi pemukulan terjadi, rekan kerja korban Maesaroh dan ibu Kurnaini sudah berusaha untuk melerai. Namun tidak dipedulikan oleh kedua pelaku. Melihat kondisi korban sudah tidak berdaya, Kurnaini memanggil suaminya, ‎yang merupakan kepala desa (Kades) Temuansari.

"Saat Kades datang, korban sudah pingsan. Sementara pelaku kemudian kabur dari lokasi," kata Kapolres Musirawas AKBP Herwansyah Saidi melalui Kapolsek Muarakelingi, AKP Dedi Rahmad Hidayat, Minggu (6/3/2016).

Setelah itu, kades menolong korban dan membawanya ke klinik di Desa Lubukmuda untuk dirawat inap. Akibat pengeroyokan tersebut, korban mengalami luka bengkak di rahang dan kepala, kesehatan terganggu dan pusing pusing, korban juga mengalami tekanan mental dan ketakutan.

Atas saran keluarganya, korban kemudian melapor melalui telepon ke Polsek Muarakelingi, karena kondisinya masih dirawat dan tidak memungkinkan untuk datang ke Polsek.

"‎laporannya kami terima dan dilakukan pemeriksaan terhadap korban di klinik tempatnya dirawat. Kemudian dilakukan visum et revertum," kata kapolsek.

Berdasarkan laporan tersebut, anggota kemudian melakukan lidik keberadaan pelaku. Dan pada Minggu (6/3/2016) sekitar pukul 01.00 dinihari, petugas berhasil menangkap seorang pelaku yaitu Suwandi.

Sedangkan pelaku lainnya, Suhardi, sedang berada di ladang yang terletak di Paye Lebok, Desa SP7 Manganjaya.

"Dari keterangan tersangka Suwandi, ia melakukan pemukulan karena pada pagi hari kejadian, melihat keponakannya pulang ke rumah dalam keadaan menangis," papar kapolsek.

"Lalu tersangka Suwandi dan Suhardi langsung bertanya kepada keponakannya. Dan dijawab oleh keponakannya, bahwa ia (keponakannya-red) disuruh pulang oleh gurunya, Warsito," sambungnya.

Dilanjutkan, kedua tersangka kemudian mendatangi sekolahan. Lalu bertanya kepada sang guru, mengapa mengusir keponakannya.‎

Namun karena takut dengan kedua pelaku yang memiliki keluarga besar di Desa SP3 tersebut, sang guru tak berani menjawab. Karena tak mendapat jawaban, kedua tersangka langsung memukuli korban, sampai pingsan.

Adapun menurut keterangan korban, yang merupakan guru kelas I mengajar baca tulis, pada pagi hari itu, Harza, keponakan pelaku berkelahi dengan teman sekelasnya. ‎

Korban sudah berusaha tiga kali melerai perkelahian tersebut, namun tidak digubris. Karena itu, kedua murid yang berkelahi disuruh pulang ke rumah masing-masing. (Ahmad Farozi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini