Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Randy alias Black, warga Jl Setia Luhur yang ditangkap petugas Unit Reserse Kriminal Polsekta Helvetia karena terlibat pencurian kendaraan bermotor mengaku kerap mendapatkan keuntungan yang lumayan tiap kali beraksi.
Sepeda motor hasil curian itu dijual dengan harga yang bervariasi.
"Kalau sepeda motor matic seperti Honda Beat, itu bisa dapat Rp 1,5 juta pak. Tergantung jenis motornya lah," kata tersangka, Jumat (11/3/2016).
Randy mengatakan, selama ini ia kerap beraksi bersama rekannya Iwan. Tiap kali beraksi, mereka selalu membawa linggis dan kunci letter T.
"Linggis harus tetap dibawa pak. Itu kami pakai untuk menjebol gembok pagar rumah korban," ungkap tersangka Randy.
Ia mengatakan, dirinya bukan begal. Dia murni pelaku pencurian sepeda motor dengan kunci letter T.
"Kalau begal kan merampok pak. Saya enggak pernah merampok. Saya cuma curi motor aja," ujar anak keenam dari enam bersaudara ini.
Dia mengaku sudah 14 kali beraksi.
Saat diwawancarai Tribun Medan (Tribunnews.com Network) di dalam mobil polisi, tersangka mengaku aksinya ini dilakukan untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari.
"Yang saya ingat-ingat, sudah 14 kali pak saya main. Lokasinya pindah-pindah," kata Randy.
Ia mengatakan, motor yang menjadi incarannya itu adalah jenis matic. Sebab, kata Randy, motor jenis matic sangat mudah dijual.
"Kalau ada motor yang parkir di halaman rumah, itu yang gampang dicuri. Waktu untuk menjebol kunci kontaknya juga enggak lama," kata warga Jl Setia Luhur, Helvetia ini.
Ia mengatakan, setiap kali beraksi, dirinya kerap menggunakan kunci letter T. Kunci khusus itu dibuatnya sendiri sejak enam bulan yang lalu.
"Kalau main, biasanya bawa kunci T pak. Saya belajar mencuri dari (tersangka) Iwan," ungkapnya.
Randy yang kini ditahan di Polsekta Helvetia mengaku menyesal atas perbuatannya. Namun, aksi pencurian ini dilakukan dengan dalih alasan mendesak karena kebutuhan ekonomi.
(ray/tribun-medan.com)