Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedi Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Kebakaran lahan dan hutan (karlahut) yang terjadi di Provinsi Jambi tahun 2015 boleh jadi momok yang meresahkan bagi warga.
Bagaimana tidak, lebih dua bulan provinsi Jambi di selimuti kabut asap.
Berbagai dampak mengerikan pun pun dirasakan oleh warga Jambi.
Berdasarkan rilis BMKG Sultan Thaha Jambi beberapa waktu lalu, Mei 2016 merupakan awal musim kemarau di provinsi Jambi.
Kondisi ini pun menjadi perhatian pemerintah dan instansi terkait.
Dalam rapat persiapan antisipasi kebakaran lahan dan hutan beberapa waktu lalu gubernur Jambi sudah membentuk satgas karlahut yang akan fokus mengantisipasi bencana kabut asap agar tak terulang seperti tahun 2016 lalu.
Sebagai bahan renungan agar masyarakat secara bisa waspada dan lebih berhati-hati, berikut sederetan dampak dari kemarau tahun 2015 yang berujung pada bencana kabut asap.
Data ini berdasarkan hasil pemberitaan Tribun Jambi sepanjang tahun 2015 dengan tag Kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap.
Berikut fakta mengerikan kabut asap 2015 di Jambi:
1. Puluhan jenis anggrek musnah di pematang damar
hutan pematang damar terbakar, sekitar 50 hingga 70 hektare tersisa dari luas semula 240 hektare. Dari 80 jenis anggrek yang ada banyak yang musnah dan tak ditemukan lagi.
2. Kebakaran di lahan gambut
Selama kebakaran lahan dan hutan terjadi pada musim kemarau tahun 2015. Data dari BPBD Provinsi Jambi, Sekitar 19.528 Ha lahan terbakar di Jambi selama tahun 2015. 13.459 di antaranya lahan gambut yang tersebar di kabupaten Muaro Jambi, Tanjab Timur dan Tanjab Barat. 6.069 ha terjadi di tanah mineral.
3. ISPU dilefer sangat berbahaya
25 Oktober 2015, pantauan BLHD Provinsi Jambi melalui AQMS, pukul 08.30 WIB, Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di kota jambi berada diangka 730 atau kategori sangat berbahaya. Ini pertama kali terjadi sejak kebakaran hutan di tahun 1997.
4. Lebih satu bulan sekolah diliburkan
Salah satu dampak lain yang dirasakan selama kebakaran lahan dan hutan terjadi di Jambi, lebih dari satu bulan aktifitas belajar mengajar di Jambi di hentikan akibat paparan kabu asap. Bahkan pemerintah pusat sempat membuat ruang belajar bebas asap untuk kalangan siswa SD. Tak hanya itu, sejumlah posko bebas asap juga didirikan pemerintah untuk menekan korban ispa.
5. Warga Memasak Pakai Air Laut
Dampak dari pengaruh El Nino pada musim kemarau tahun 2015 tak hanya kebakaran lahan dan hutan saja. Namun juga menyebabkan kekeringan terjadi.
Lebih dari satu bulan hujan tak turun selama musim kemarau tahun 2015 saat kabut asap berlangsung. Akibatnya sejumlah warga di Nipah Panjang, kabupaten Muaro Jambi terpaksa memasak dengan air laut akibat persediaan air hujan yang menipis selama musim kemarau.
6. Jarak Pandang Terendah
18 oktober 2015, BMKG merilis jarak pandang terendah selama kabut asap mencapai 200 meter pada pukul 15.30 WIB.
Dengan kata lain sejauh mata memandang akan terhalang oleh kabut asap.
Kondisi ini menyebabkan lumpuhnya aktifitas penerbangan di Bandara Sultan Thaha Jambi. Lebih dari satu bulan aktifitas di bandara Jambi lumpuh akibat paparan kabut Asap.
7. Penderita ispa mencapai 80 ribu jiwa
Salah satu dampak yang cukup banyak dirasakan warga selama karlahut tahun 2015 adalah Infeksi Saluran Pernafasan.
12 oktober 2015 dinas kesehatan menyebutkan sebanyak 80 ribu jiwa di provinsi jambi terserang ispa akibat paparan kabut asap terhitung minggu awal agustus hingga minggu pertama oktober.
8. Tanaman tak berbuah
Dampak Karlahut yang baru-baru ini dirasakan oleh masyarakat di mana buah durian di Kumpeh Ulu dan Kumpeh Ilir tak berbuah akibat paparan kabut asap selama musim kemarau 2015 berlangsung.
Tak hanya itu, kemarau panjang dan kebakaran lahan dan hutan juga mengakibatkan produktifitas tanaman buah duku warga menurun drastis.
Dari normalnya dalam 120 batang warga bisa panen hingga 20 ton. Namun, faktanya di bulan Februari hanya bisa menghasilkan sekitar 4 ton.