Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rumah susun Kulalet di Jalan Raya Banjaran, Baleendah, Kabupaten Bandung, sudah lama kosong dan satu per satu penghuninya pindah sejak enam tahun lalu pascagempa Pangalengan.
Rupanya tak elok lagi. Dinding retak, atap nyaris roboh, kaca jendela pecah, lantai rusak, mudah dijumpai di segala sisi Rusun Kulalet. Ilalang dan rumput liar setinggi satu meter tumbuh memenuhi halaman.
Paling mengenaskan, Rusun Kulalet kini menjadi sarang ular. Bahkan, sejumlah televisi sempat menjadikan tempat adu nyali. Orang yang melihat sekilas kondisi bangunan Rusun Kulalet tak ubahnya rumah hantu.
"Cuma satu orang yang masih tinggal di rumah susun ini, katanya perempuan kurang waras. Pakaian yang di dalam itu punya dia. Di rumah susun ini ada ularnya, suka ke belakang rumah saya. Saya usir biar ular tak kembali lagi ke rumah susun," kenang Aminah.
Perempuan berusia 75 tahun itu menempati rumah di pinggir Rusun Kulalet. Dulu ia melihat banyak penghuni betah tinggal di rusun yang dibangun pemerintah pusat pada 1986 itu. Pada zamannya, Rusun Kulalet menjadi percontohan bagi rusun lainnya di Indonesia.
Rusun empat lantai itu dibangun di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Bandung. Namun belum jelas apakah bangunan tersebut sudah dilimpahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau belum.
Karena tak terurus, Rusun Kulalet jadi tempat uji nyali. "Sayang sekali, padahal dulu rumah susun ini sangat ramai," beber Aminah.
Satu per satu penghuni pergi dari rusun tersebut, sementara barang-barang yang tertinggal banyak dijarah orang tak dikenal.
Warga sekitar kerap mendengar banyak pengembang ingin membangun kembali. Namun mereka menolak setelah beredar kabar rumah susun tersebut bakal dihancurkan lebih dulu menggunakan dinamit.
"Rumah susun ini sangat strategis, pinggir jalan besar dan penghuninya baik-baik. Sangat bermanfaat bagi orang kecil seperti kami," ujar Batullah (30), bekas penghuni Rusun Kulalet selama tiga tahun itu.
Mulanya, ia dan keluarga sangat nyaman tinggal di rusun ini. Selain penghuninya ramah, uang sewa sebulan cuma Rp 45 ribu. Sementara biaya untuk kebersihan atau hanya Rp 5 ribu. Sedangkan listrik dan air sesuai pemakaian.
"Setelah gempa bumi di Pangalengan, warga di rumah susun itu jadi ketakutan. Apalagi sejumlah kerusakan juga terlihat pada dinding dan lantai rumah susun setelah gempa," kata penjual buah di sekitar Puskesmas Baleendah ini.