“Sudah sempat berulangkali dipompa sama dokter,” ucap wanita yang enggan menyebutkan namanya.
Namun selang beberapa jam kemudian dia mendengar kabar bahwa nyawa cucu satu-satunya tidak tertolong lagi.
“Cucu kesayangan saya, karena satu-satunya. Cucu saya laki-laki lagi, saya sangat sedih,” lirihnya kepada Tribun Bali.
Dia menambahkan, cucunya memang sehari-hari diberikan susu formula sebagai pengganti ASI.
Ini lantaran ASI sang Ibu tersumbat dan tidak bisa mengeluarkan ASI eksklusif.
Sang nenek sampai tidak berani melihat cucunya yang dibalut kain kafan oleh petugas rumah sakit.
Ia merasa sangat kehilangan cucu yang disayanginya.
Keluarga besarnya pun memutuskan untuk segera memakamkan bayi malang tersebut.
“Nanti keluarga akan memakamkannya di Kampung Jawa,” terangnya.
Pemakaman jenazah Anta Riski dilakukan pada sore hari di kuburan Kampung Jawa, Jalan Maruti, Denpasar.
Menurut koordinator penggali makam, Muhamad Thoyib (46), prosesi pemakaman disaksikan belasan keluarga dan kerabat.
Sebelum dimakamkan, jenazah bayi itu sempat dibawa ke Ruang Jenazah Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah.
Namun menurut Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi, jenazah bayi tersebut tidak divisum.
“Tidak ada PL (pemeriksaan luar) untuk bayi itu, dan sudah dipulangkan oleh keluarganya,” terangnya melalui pesan singkat, kemarin.