TRIBUNNEWS.COM, TANJUNGPINANG - Arak-arakan jenazah almarhum Gubernur Kepri HM Sani dari Gedung Daerah ke Taman Makan Pahlawan Pusara Bakti di Batu 5 Bawah, Tanjungpinang, disaksikan warga, Sabtu (9/4/2016).
Sebelumnya, almarhum disalatkan di Masjid Agung Tanjungpinang selepas salat Zuhur berjamaah.
Warga tampak keluar dari rumah dan tempat kerja mereka berdiri di pinggir jalan untuk melihat iring-iringan jenazah HM Sani.
Warga pun tampak antusias mengabadikan iring-iringan tersebut dengan memotret dan merekam video melalui telepon seluler (ponsel) mereka.
Di sepanjang jalan dari Gedung Daerah ke Taman Makam Pahlawan terlihat masyarakat berdiri berjejer.
Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada seseorang yang telah lama mengabdi untuk Kepri.
Selama proses pemberangkatan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya, Tanjungpinang diguyur hujan.
Hujan begitu lebat ketika jenazah diserahkan oleh keluarga kepada pihak Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk dimakamkan secara militer.
Hujan juga belum reda ketika jenazah dibawa ke Taman Makam Pahlawan.
Hujan yang lebat itu tidak mengurangi animo masyarakat untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum.
Sebagian masyarakat terlihat menggunakan payung dan mantel mengikuti prosesi pemakaman.
Sebagian masyarakat lainnya membiarkan tubuhnya dibasahi air hujan.
Sani lahir di Parit Mangkil, Sungai Ungar, Kundur, Karimun, Kepulauan Riau, pada 11 Mei 1942.
Ia tercatat sebagai Gubernur Kepri periode 2010-2015 dan 2016-2021. Sani terpilih sebagai gubernur menggantikan Ismeth Abdullah pada 2010.
Di Jakarta, Sani, bersama kepala daerah lainnya sedianya akan mengikuti rapat bersama Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat pagi.
Namun Sani izin tidak dapat mengikuti rapat karena kondisi kesehatannya menurun.