TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG -- Suasana sedih meliputi prosesi pemakaman Nur Atikah (34) di Tempat Pemakaman Umum Malimping di Desa Kadujajar, Kampung Warung Asem, Malimping, Lebak, Banten pada Jumat (22/4/2016).
Di bawah guyuran hujan deras, puluhan warga sibuk membantu proses penguburan Nur.
Sebuah terpal berukuran 5 x 4 meter persegi yang disangga bambu menjadi tempat para pelayat berkumpul, sekaligus melindungi diri dari hujan.
Air hujan yang membuat tanah kuburan menjadi tergenang seperti bubur, ditambah tiupan angin kencang pun mempersulit pergerakan para penggali kubur.
Dari sekian banyak pelayat yang datang, keluarga inti Nur sama sekali tidak terlihat.
Kakak dan adik Nur, beserta anak, ibu, dan para kemenakan memilih untuk diam di dalam rumah duka, menangisi kepergian Nur yang tragis.
Hingga Sabtu (23/4/2016) pagi, rumah Nur di Desa Kadujajar RT 21/04 no. 32, Kampung Warung Asem, Malimping, Kabupaten Lebak, Banten masih dipenuhi pelayat.
Bendera kuning juga masih berkibar mulai dari gang masuk hingga depan rumah Nur.
Para pelayat yang sebagian besar terdiri dari ibu-ibu berkerudung nampak berusaha menenangkan anak-anak Nur, Ervi Anggraini (15) dan Elsa Nazwah (11).
Ibu Nur, Ida (56) juga terlihat masih belum bisa merelakan kepergiannya.
Ida, dengan suara tangis parau, nampak memeluk sejumlah pelayat yang juga dibanjiri air mata.
"Allahu Akbar. Semoga keluarga diberikan kekuatan ya Allah. Amiin. Kasihan banget, " ujar Anandayu (22) salah satu tetangga Nur.
Anandayu mengatakan, Nur sebelumnya sempat memperlihatkan foto Kusmayadi alias Agus (33), pembunuh dan pemutilasi Nur kepadanya.
"Waktu itu Teh Atik dengan bangga kasih liat foto si Agus. Nggak tahunya malah dibunuh, " kata Anandayu dengan air mata berlinang. (Banu Adikara)