Harta benda pun tak ada yang diambil para militan. Dokumen-dokumen penting seperti paspor, ijazah yang dibawa Suriansyah saat terakhir melaut pun masih lengkap dibawa hingga dibebaskan.
Kejadian penyanderaan yang dialami sang suami, membuat Sa'diah berpikir ulang jika suami kembali melaut.
Dia mengaku trauma, jika suaminya kembali pergi melaut, terutama ke luar negeri.
Sa'diah mengaku, dirinya tak mungkin melarang suaminya kembali melaut, karena memang itu adalah cita-cita sang suami sejak kecil.
"Tapi kalau melaut kayanya di Indonesia saja. Kalau ke luar negeri sepertinya tidak diizinkan dulu," katanya.
Sang suami bukan berasal dari keluarga pelaut. Selain dia, kata Sa'diah orangtua Suriansyah pun agak was-was jika Suriansyah kembali melaut.
"Di antara keluarganya, hanya dia yang jadi pelaut. Keluarganya yang lain banyak yang jadi PNS di sana (Kendari). Kalau ditinggal melaut sebulan atau lebih sudah biasa. Tapi kalau kaya kemaren, nasibnya tidak jelas, hidup atau tidak kita tidak tahu, rasanya tidak mau lagi terulang," katanya seraya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang berperan dalam pembebasan sandera, termasuk suaminya. (Rahmadhani)