Laporan Wartawan Tribun Jateng, Yayan Isro Roziki
TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Pekerja proyek Jalan Lingkar Mijen-Peganjaran harap-harap cemas ketika pertama kali membuka semak ilalang merayap ular kobran berbadan besar.
Demikian disampaikan Cipto, penanggungjawab proyek jalan yang digarap Dinas Binamarga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral Kudus, Jawa Tengah.
"Saat mulai proses perataan, kami banyak menemukan ular kobra, besar-besar, saking lebatnya rumput liar dan belukar yang ada," ujar Cipto kepada Tribun Jateng, Selasa (17/5/2016).
Ia bercerita saat pekerja membuka lahan bakal jalan, di sana sini muncul rumput liar dan belukar cukup tinggi. Cukup memakan waktu untuk membabat itu semua sampai masuk proses perataan dan pengerasan.
Saat ini proyek senilai total Rp 47,35 miliar sudah memasuki tahap perataan dan pengerasan jalan dimulai dari perempatan Kaliwungu hingga jembatan Kali Lanang.
Menurut Cipto, proses perataan dan pengerasan bakal jalan sepanjang 1,9 kilometer tersebut dimulai pada 26 April 2016. Sesuai kontrak, proses tersebut memakan waktu selama 180 hari kerja.
Kepala Dinas BPESDM Kudus, Sam’ani Intakoris, mengatakan jalan lingkar akan dibangun dua jalur selebar 13 meter. Rinciannya, jalan beraspal selebar tujuh meter untuk badan jalan, serta bahu jalan masing-masing selebar tiga meter di kiri-kanan badan jalan.
"Sewaktu-waktu dibutuhkan perluasan masih bisa. Karena total lahan daerah milik jalan selebar 30 meter," terang Sam'ani.
Total jalan lingkar sekitar lima kilometer. Selain untuk proses pemuatan jalan, dana sebesar Rp 47,35 miliar dari pos bantuan gubernur juga untuk membangun dua jembatan yang melintang di atas Kali Sat dan Kali Kemudi, senilai masing-masing Rp 12,5 miliar.
"Proyek ini juga sebagai bagian dari pengembangan wilayah. Baik dari segi ekonomi-pembangunan, maupun sosial," ucap dia.
Keberadaan jalan lingkar juga akan mengurangi kepadatan arus lalu lintas hingga 50 persen. Kendaraan bersumbu yang biasa melalui jalur kota bisa diarahkan ke Jalan Lingkar Mijen-Peganjaran.