Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Kemajuan zaman tak bisa ditolak, sehingga orang dipaksa selalu berinovasi agar tidak tertinggal jauh di belakang, begitu pun untuk guru.
Pahlawan tanpa tanda jasa dipaksa berinovasi menciptakan metode pembelajaran yang menarik, senafas dengan perkembangan zaman meski tak sedikit hal baru mendapat cibiran.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, saat menghadiri puncak Hari Pendidikan Nasional di Balai Taman Siswa Yogyakarta, Kamis (19/5/2016).
Ki Hajar Dewantara, menurut Anies, bisa menjadi contoh bagaimana sosok ini sangat menjunjung budaya dan lahir dari kalangan keraton namun tetap dapat selaras mengikuti perkembangan zaman.
"Ki Hajar merupakan sosok pemikir pendidikan di mana beliau bisa mensintesakan adat budaya dengan kemodernan perubahan jaman, beliau tidak takut dan antimodernitas karena mampu mengikutinya," Anies mencontohkan.
Dia menambahkan wajar jika inovasi baru yang belum umum bisa menjadi cibiran di masyarakat namun itu tidak seharusnya menyurutkan para guru berinovasi dalam pendidikan dan pengajaran.
Kemeja batik yang saat ini umum dipakai pria bahkan digunakan dalam acara resmi kenegaraan awalnya dicibir karena batik identik kain perempuan, namun nyatanya kain batik kini diterima semua orang.
"Apa yang kita sebut tradisi hari ini adalah inovasi di masa lalu, jadi kepada para guru di sini jangan takut berinovasi," tambah Menteri Anies.