TRIBUNNEWS.COM, SABANG - Angin kencang disertai hujan deras yang memicu gelombang setinggi 3 meter di perairan Aceh sejak Senin (23/5/2016) sore hingga Selasa pagi menyebabkan transportasi laut dari Sabang ke Banda Aceh dan sebaliknya kemarin lumpuh total.
Eksesnya, ratusan calon penumpang tujuan Ulee Lheue, Banda Aceh yang sejak Selasa pagi memadati Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang, terpaksa kembali ke penginapan atau kediaman masing-masing karena kapal cepat maupun kapal lambat jenis roll on roll off (ro-ro) tidak berlayar.
Itu pula yang menyebabkan tak ada penumpang maupun barang dari Balohan ke Ulee Lheue, demikian pula sebaliknya yang terangkut.
Bahkan ratusan kendaraan roda dua yang sudah masuk dalam jalur antrean di pelabuhan, harus dibawa pulang pemiliknya ke Kota Sabang, setelah siang kemarin otoritas pelabuhan mengumumkan bahwa kapal tidak berlayar karena cuaca buruk.
Sementara, puluhan unit mobil berbagai jenis masih tetap diparkir pengemudinya di pelabuhan, menunggu pemberangkatan berikutnya.
Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah (UPTD) Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Abdurrani yang ditanyai Serambinews.com (Tribunnews.com network) kemarin mengakui bahwa ratusan calon penumpang yang semula menunggu di ruang tunggu pelabuhan, terhitung pukul 12.00 WIB kembali ke tempatnya masing-masing.
“Kapal penyeberangan tidak berlayar karena pihak syahbandar tidak mengeluarkan surat persetujuan izin berlayar, berhubung angin kencang dan gelombang tinggi,” kata Abdurrani.
Menurutnya, gelombang tinggi yang melanda perairan Sabang-Banda Aceh terjadi setelah kawasan itu diterjang angin kencang dan hujan deras sejak Senin sore.
Terparah terjadi pada Selasa pagi sehingga memicu tingginya gelombang laut sekira 3 meter.
Melihat kondisi cuaca yang tak menguntungkan itu, kata Abdurrani, pihak Syahbandar Sabang pagi kemarin langsung memutuskan untuk menunda pemberangkatan kapal cepat ke Rabu hari ini.
Sedangkan penundaan pemberangkatan kapal lambat (KMP Tanjung Burang) baru diumumkan pukul 12.30 WIB, kemarin setelah melihat angin kencang dan gelombang laut yang tak kunjung normal.
“Demi keselamatan pelayaran dan keselamatan penumpang, maka surat persetujuan izin berlayar tidak dikeluarkan,” kata Koordiantor Petugas Kesyahbandaran Sabang, Jumsari.
Sementara pengamatan Serambi di Pelabuhan Penyebarangan Ulee Lheue, Banda Aceh pada pukul 12.00 WIB, Selasa kemarin puluhan kendaraan terparkir di area pelabuhan, sebagian di antaranya merupakan truk pengangkut material dan sembako untuk kebutuhan warga Sabang.
Sementara sejumlah penumpang yang sudah bersiap-siap berangkat juga harus kembali, karena tiga kapal yang seharusnya berangkat tidak mendapatkan izin pelayaran dari otoritas syahbandar setempat.
Ketiga kapal tersebut yaitu Kapal Cepat KMP Expres Bahari yang seharusnya berangkat pukul 08.00 WIB dan KMP Expres Cantika yang seharusnya berangkat pukul 10.00 WIB. Serta KMP Papuyu yang dijadwalkan berlayar pukul 08.30 WIB.
“Sekitar pukul 08.00 WIB tadi ada sekitar 110 penumpang yang sudah siap-siap di dermaga untuk naik ke kapal cepat, namun karena syahbandar tidak mengeluarkan izin pelayaran, maka petugas langsung mengumumkan pembatalan pelayaran melalui pengeras suara,” ujar Kepala UPTD Pelabuhan Ulee Lheu, Misdaryanto, kemarin.
Setelah mendengar pengumuman, calon penumpang langsung menuju loket untuk menukarkan kembali uang pembelian tiket. Sesuai aturan jika kapal tidak berangkat maka uang tiket akan dikembalikan.
Namun sebagian penumpang memilih tidak menguangkan lagi tiket, sebab masih menunggu cuaca membaik.(serambi indonesia/az/mun)