Laporan Wartawan Tribun Medan, Royandi Hutasoit
TRIBUNNEWS.COM, PEMATANGSIANTAR - Warga Jalan Nias Belakang, Kelurahan Toba, Siantar Selatan, digusur Satpol PP Pematangsiantar karena mendirikan bangunan di bantaran Sungai Toge.
Kini mereka terpaksa tinggal di gubuk-gubuk yang reyot.
Salah satunya adalah Hotmaida, ibu yang baru melahirkan bayinya empat bulan lalu ini juga terpaksa tinggal digubuk reyot yang jika ditiup angin kencang akan tumbang.
Saat dijumpai digubuk reyotnya, Hotmaida tampak sedang mengasuh anaknya yang sedang menangis.
Berkali-kali dia menggoyang-goyang tubuh bayinya yang diberi nama Angga Siregar serta memberikan sebuah dot yang berisi air tahu.
Ia dengan tersenyum dan ramah menyapa awak media yang datang mengunjunginya.
"Beginilah kondisi kami, mau tinggal dimana lagilah kami, kami ngak punya rumah lagi. Udah roboh. Jadi kami tinggal digubuk-gubuk inilah, uang untuk ngontrak pun tidak ada," ujarnya, Jumat sore (26/5/2016).
"Saking susahnya kami, yang didodot anak ini pun bukan susu. Ini air tahulah yang saya berikan. Tak ada lagi uang kami beli susu. Suami ku hanya babu. Enggak ngertilah nanti kami bagaimana," ujarnya sambil menangis.
Ia menyampaikan sangat berharap diberikan bantuan, kerena dia sangat takut anaknya bisa jatuh sakit karena kondisi tempat mereka tinggal sangatlah mengkawatirkan.
"Mau gimana lagi? Kami enggak bisa apa-apa. Sedih memang. Apalagi bayi ini masih kecil, mohon diperhatikanlah kami ini," ujarnya.
Ketika disamapaikan apakah mereka tidak mau mencari hunian yang layak ditinggali, Hotmaida menyampaikan bahwa mereka punya keinginan untuk itu, namun keterbatasan biaya membuat mereka tidak berani mencari hunian yang lebih layak.
"Kami bertahanlah disini sampai ada solusi dari pemerintah, kami enggak tahu harus kemana lagi, mau cari kontrakan kemana? Uang enggak ada. Beli susu anak aja sudah tidak ada," tuturnya.(*)