Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Puluhan penarik becak motor kader Ikatan Pemuda Karya (IPK) menduduki Stasiun Railink di Jalan Jawa, Medan Timur, Senin (30/5/2016).
Mereka menuntut agar manajemen PT Railink tidak menganakemaskan taksi Blue Bird sehingga dapat mangkal di depan pintu stasiun, sementara penarik becak motor dilarang.
Sekretaris STM Betor Jalan Jawa, Nasrizal, mengupamakan taksi Blue Bird sebagai buaya lapar. Tak hanya penarik becak motor yang terdampak tapi juga taksi lain yang mencari penumpang di stasiun.
"Bukan kami yang parbetor ini saja yang merasakan dampaknya. Taksi lain juga merasakannya. Mereka kehilangan penumpang gara-gara Blue Bird," Nasrizal menuding.
Sudah dua kali puluhan parbetor berunjukrasa di luar stasiun. Usai unjuk rasa pertama, PT Railink tak kunjung mendengarkan dan memberikan solusi atas apa yang dialami prabetor.
"Cemana kami mau dapat penumpang. Cuma Blue Bird saja yang boleh mangkal di depan pintu masuk," imbuh dia.
Lantaran emosi dan kesal, para parbetor meletakkan poster berisi tuntutan di atas kaca depan taksi Blue Bird, poster kecaman di dekat pintu masuk Stasiun Railink.
Kehadiran Blue Bird, sambung Nasrizal, tersebar dari pintu depan hingga pintu belakang stasiun.
"Kami heran, bayar berapa rupanya Blue Bird ini sama Railink. Bahkan sampai kami enggak boleh mangkal," Nasrizal menggerutu.
Terkait persoalan ini, penarik becak motor dan sejumlah sopir taksi selain bukan Blue Bird mendatangi DPRD Sumatera Utara untuk memberikan solusi jatah parkir Stasiun Railink.
Omzet Turun Drastis
Sejak armada Blue Bird menguasai parkir di Stasiun Railink, sejumlah penarik becak motor dan taksi lain kehilangan pendapatan signifikan.
"Jujur saja bang, sejak Blue Bird menguasai Railink, omzet kami menurun drastis. Penghasilan kami hilang 75 persen," imbuh Nasrizal.
Saat ini untuk mendapatkan Rp 50 ribu saja sulit bukan main. Jangankan Rp 50 ribu, per harinya para penarik beca motor hanya membawa pulang uang Rp 30 ribu.
"Uang Rp 30 ribu itu untuk susu anak di rumah saja sudah syukur. Tapi bagaimana, masak iya istri dan anak-anak yang lain enggak makan," ungkap dia.
Dahulu, di depan Stasiun Railink sedikitnya mangkal 150 penarik becak motor, tapi sekarang tersisa 65 unit saja. "Hancur-hancuranlah kami ini," kata Nasrizal cemas.