TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Gelombang pasang yang terjadi di perairan Bali dalam sebulan terakhir ini mempengaruhi industri pariwisata khususnya aktivitas water sport di Lembongan, Bali.
Hal ini diakui Director of Sales & Marketing Bali Marine Walk-Lembongan Island Adventure, Agung Eka.
Ia mengatakan, sejak tingginya gelombang di beberapa kawasan laut Bali, turut mempengaruhi beberapa aktivitas water sport.
"Kondisi pasang air laut ini berpengaruh pada spot aktivitas. Jadi tempat water sport-nya di pindah ke area yang aman dan masih bagus untuk tamu," katanya, Selasa (7/6/2016).
Agung Eka mengatakan, pindahnya lokasi water sport ini hanya untuk sementara hingga kondisi air laut di Lembongan benar-benar normal.
Ia mengatakan, sebelum aktivitas water sport dimulai, kru Bali Marine Walk akan memantau gelombang air laut.
"Jika gelombang laut terpantau pasang maka kami preparation di lapangan dan siap-siap dipindah saat itu saja. Pindahnya dari area kami di Jungut Batu ke area Klaktak sekitar 2 sampai 3 kilometer. Setelah normal, sore balik lagi ke spot awal. Ini untuk menjaga keamanan dan kenyamanan tamu," imbuhnya.
Ia mengimbau, agar pemandu menjelaskan kondisi ini kepada wisatawan sebelum memulai aktivitas water sport.
Sehingga wisatawan bisa berhati-hati dan tetap mengikuti instruksi dari pemandu.
Ketua Gabungan Usaha Wisata Bahari (Gahawisri), Ida Bagus Agung Partha Adnyana mengatakan, tingginya gelombang laut di Bali memberikan beberapa pengaruh.
Pertama, kata dia, adalah jarak pandang di bawah laut (visibility) khususnya yang melakukan aktivitas di pesisir akan terganggu.
"Ini juga membahayakan wisatawan saat naik ke boat penyeberangan, karena rata-rata penyeberangan tidak mempunyai jembatan (jetty)," jelasnya.
Kemudian arus yang kencang, membuat usaha diving lebih waspada dan menghindari lokasi-lokasi berbahaya seperti kawasan laut Nusa Penida.
"Nah untuk kegiatan water sport seperti jet sky saya sarankan lebih baik ada jockey-nya, karena gelombang pasang sangat tinggi," ujarnya.