Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudhi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Koleksi satwa di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sudah melalui pendataan secara elektronik dan masing-masing memiliki data identitas.
Direktur TSI Cisarua, Tony Sumampau mengatakan, ada sekitar 2.500 koleksi hewan di TSI yang telah mempunyai identitas.
"Semua koleksi di TSI telah ber-KTP (identitas). Pendataan dilakukan secara elektronik dan pertama kali oleh TSI Cisarua dalam sepuluh tahun terakhir," katanya.
Saat ini tinggal sekitar puluhan ekor saja yang belum didata secara elektronik.
Sepuluh ekor hewan yang belum didata tersebut merupakan hewan baru hasil perburuan yang diselamatkan dan baru dititipkan di TSI untuk mendapatkan perawatan.
Tony menjelaskan, teknis pendataan secara elektronik dilakukan dengan menanamkan sebuah alat bernama chip transcode di kulit punggung hewan yang sudah berisi nomor registrasi.
Nomor yang berisi kode tersebut akan memuat tanggal lahir, kategori, golongan darah, status, hingga silsilah.
Nomor registrasi ini ibarat Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada manusia.
Sehingga, bila ingin mengetahui data hewan, tinggal dipidai dan akan keluar semua informasi tersebut yang tercatat di dalam basis data.
"Pendataan ini mempermudah untuk mengetahui jumlah populasi satwa yang dilindungi. Dan yang Terpenting, pemilik atau negara dapat mengklaim hewan tersebut sebagai milik Indonesia meskipun sudah berada di tangan orang lain atau sudah berada di luar Indonesia," katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, pendataan satwa secara elektronik baru dilakukan secara spontan oleh para sukarelawan pencinta hewan, lembaga konservasi, dan kebun binatang.
"Saat ini baru hewan-hewan besar dilindungi saja yang baru dilakukan pendataan secara elektronik dan ke depan diharapkan semua hewan dilindungi dapat diidentifikasi secara pendataan elektronik," ujarnya.