Laporan Wartawan Pos Kupang, Frans Krowin
TRIBUNNEWS.COM, LEWOLEBA - Xu Chung Jing dan Huang Tianbo, dua pria berkewarganegaan Cina digelandang polisi ke Mapolres Lembata.
Kedua oknum itu diketahui menjual obat-obatan terlarang bersama kekasih gelapnya di Lewoleba, Kabupaten Lembata.
Penjualan obat-obatan itu juga tidak mengantongi izin resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Saat dibawa ke mapolres setempat, polisi juga membawa obat-obatan itu sebagai barang bukti.
Harsih, kekasih Huan Tianbo mengungkapkan, mereka datang ke Lembata selain untuk berlibur juga untuk melakukan survei karena ada niat dari kekasihnya itu untuk membuka semacam toko obat di Lembata.
"Kami ada rencana buka toko obat di Lembata. Toko itu dibuka dengan menjual obat-obatan yang didatangkan dari Cina," ujar Harsih dibenarkan Purjiati, kekasih Xu Chun Jing.
Keterangan yang berbeda itu kemungkinan menjadi senjata bagi penyidik untuk terus melakukan pendalaman untuk pengembangan penyelidikan.
Sebab obat-obatan itu dibawa ke Lembata tanpa izin resmi dari pemerintah. Obat-obatan itu juga dalam jumlah cukup banyak.
"Sebenarnya kami ingin ke Labuan Bajo, tapi kami kehabisan tiket. Kami tidak dapat tiket lagi. Makanya kami sepakat untuk ke Larantuka menggunakan kapal feri," kata Purjiati.
Mereka berangkat dari Kupang Minggu (17/7/2016) dan tiba di Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur (Flotim), keesokan harinya, Senin (18/7/2016).
Setelah sehari di Larantuka, mereka kemudian melanjutkan perjalanan menggunakan perahu layar motor (PLM) dari Pelabuhan Larantuka menuju Lewoleba, Kabupaten Lembata. Mereka tiba di Lewoleba, Selasa (19/7/2016) siang.
Barang bukti yang diamankan polisi itu bukan obat-obatan terlarang tetapi jamu yang bermanfaat bagi kesehatan. Jamu itu bukan hendak dijual tapi dikonsumsi sendiri. Sesuai rencana, jamu itu akan dibagi gratis kepada masyarakat.
Menurut Purjiati, kekasih Xu Chun Jing kepada penyidik Polres Lembata dalam pemeriksaan, Jumat (22/7/2016), mereka baru beberapa hari berada di Lembata. Selama itu mereka belum juga menjual obat-obatan tersebut.
Obat-obatan itu, katanya, selain didatangkan dari luar negeri, ada juga yang dibeli di Jakarta. Kepada polisi, mereka hanya mengaku membawa obat-obatan itu dalam jumlah terbatas.
Keterangan Purjiati tersebut berbeda dengan keterangan Harsih, kekasih Huan Tianbo. Harsih mengungkapkan, kedatangan mereka untuk melakukan survei karena ada rencana membuka apotek di Lewoleba.