TRIBUNNEWS.COM, TAMALATEA - Anggota Polsek Bangkala Bripka Haris jadi korban pengeroyokan lima pria dewasa mengaku anggota TNI di Jalan Poros Jeneponto -Takalar, Kampung Birangloe, Kelurahan Tonrokassi Barat, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto, Minggu (24/07/2016) dini hari.
Haris tidak hanya dikeroyok dengan tangan kosong tapi juga dengan senjata beladiri yaitu double stick.
Akibat kejadian itu, Haris mengalami luka sobek di bagian kepalanya.
Peristiwa pengeroyokan itu terjadi saat Bripka Haris, anggota intel Polsek Bangkala bersama keluarganya Nompo (50) dan Riyan (17) ingin mengevakuasi kendaraannya yang terlibat kecelakaan lalu lintas di kampung tersebut.
Bripka Haris memberikan rambu kendaraan untuk memperingati kendaraan yang melintas agar berhati-hati.
Tiba-tiba, sebuah mobil Avanza berwarna silver berhenti.
Salah satu penumpang mobil langsung meneriaki Haris.
"Berhenti monyet kau tidak menghargai dantonmu," kata pria tersebut.
Usai menegur Haris, lima orang pria dewasa berambut cepak berpakaian preman turun dari mobil dan mendatangi Bripka haris.
Haris tidak menggubris dan tetap fokus untuk mengevakuasi kendaraannya.
Salah satu dari pria itu kemudian meneriaki Bripka Haris "Saya anggota kau mau apa."
Haris kemudian menjawab "Saya juga anggota polisi pak."
Tanpa alasan yang jelas, kelima pria itu langsung mengeroyok Haris.
Nompo dan Riyan yang melihat kejadian tersebut berusaha melerai namun ikut menjadi sasaran pengeroyokan kelima pelaku.
Usai menganiaya ketiganya, kelima pelaku langsung meninggalkan lokasi menuju arah Makassar.
"Iya anggotaku, semalam dia mau tarik mobilnya yang laka di Birangloe, entah kenapa ini rombongan TNI yang menggunakan Avanza berhenti dan langsung melakukan pengeroyokan," ujar Kapolsek Bangkala AKP Idrus yang di konfirmasi via telepon, Minggu (24/07/2016).
Pihaknya pun belum bisa memastikan dari satuan mana pelaku pengeroyokan tersebut.
"Saya belum tahu pasti anggota dari mana itu yang mengoroyok karena itu di wilayahnya Polsek Tamalatea," kata Idrus.
Dandim 1425 Jeneponto Letkol Inf Rudi Sandry mengaku belum mengetahui pasti pelaku pengeroyokan tersebut.
Namun, pihaknya berjanji akan mendalami kasus yang diduga kuat dilakukan oleh oknum TNI.
"Iya kita belum tahu pasti pelakunya dari satuan mana, yang jelas kami akan terus menyelidiki kasus yang diduga dilakukan oleh oknum TNI karena wilayah kejadiannya di wilayah kita," ujar Rudi.