News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengelola Politeknik Tugu 45 Diduga Gunakan Alamat Fiktif

Penulis: Jefri Susetio
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pernyataan senada disampaikan seorang pria bergigi ompong.

Pria berkulit sawo matang itu, bilang tidak pernah ada berdiri kampus di Jalan Murai.

"Kalau di sini enggak pernah ada. Plang ya memang tidak ada lagi. Tapi coba cari di Tomang Elok karena ada Jalan Murai 1 hingga 6 di sana. Kalau di sini saya pastikan tidak ada," katanya.

Dalam setahun, Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) menutup lima Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatera Utara.

Teranyar, tidak kurang dari tiga bulan lalu, tiga PTS ditutup lantaran menabrak peraturan serta tidak ada aktivitas perkuliahan.  

Dua PTS yang sudah ditutup September 2015 karena tidak punya mahasiswa, adalah  Universitas Preston Indonesia dan Akademi Kebidanan Jaya Wijaya.

Kemudian, hasil visitasi tim Kemenristekdikti beberapa waktu lalu memutuskan menutup Sekolah Tinggi Teknik Graha Kirana, Sekolah Tinggi Pelita Bangsa dan Akademi Kesehatan Lingkungan Binalita Sudama.

Koordinator Kopertis Wilayah-1 Sumut, Profesor Dian Armanto mengatakan, tiga kampus yang belakangan ditutup sudah dinonaktifkan, sejak dilansir data 29 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang dinonaktifkan.

Kemudian, pada Januari 2016, lanjutnya, Kopertis memutuskan dari 29 PTS yang dinonaktifkan, 14 mendapat pembinaan.

“Tidak lama setelah penerbitan daftar PTS yang dapat pembinaan Kemenristekdikti memutuskan tiga PTS ditutup. Namun penutupan itu juga permintaan dari yayasan atau pemilik. Ada berbagai faktor kampus tersebut ditutup,seperti yayasan tak memenuhi undangan berdiskusi Dikti dan Kopertis,” ujarnya kepada Tribun, Kamis (21/7) pagi.

Kopertis dan Dikti mengundang berbagai kampus yang bermasalah, kata dia, agar dapat berdiskusi untuk pengelolaan kampus yang lebih bagus. Sehingga, peraturan serta standar PTS dapat dipenuhi pemilik atau yayasan.

“Kami mau diskusi untuk membahas berbagai hal yang harus dilakukan yayasan. Apalagi, tiga kampus itu tidak punya mahasiswa. Artinya perkuliahan tidak ada dan kampusnya tak ada lagi. Bahkan mereka enggak punya dosen. Makanya kami mengirimkan surat untuk ditutup saja,” katanya.

Selain itu, Koordinator Perguruan Tinggi Swasa (Kopertis) Wilayah-1 Sumut juga melakukan pembinaan 14 perguruan tinggi swasta. Tapi, 14 PTS itu bukan kampus abal-abal. Artinya punya izin pembukaan kampus dan penyelenggaraan program studi.

“Tahun lalu ada 29 PTS yang dinonaktifkan, kemudian statusnya berubah 14 dapat pembinaan, tiga ditutup dan sisanya aktif seperti biasa. Yang dapat pembinaan ini karena melakukan berbagai pelanggaran dalam proses perkuliahan, ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini