News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada Luka Lebam di Wajah, Keluarga Tak Percaya Idham Kholid Menyerang Polisi

Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

Namun dalam perjalanan ia dibuntuti oleh pengendara sepeda motor. Karena sopir yang ia kenal itu kabur Idham Kholid pun lantas ikut lari.

"Mungkin dikira ikut-ikutan, entah bagaimana ceritanya anak saya tertembak. Itu yang kami tahu kejadiannya," kata Sukirman.

"Kalau cerita kami dapat sebelum dia meninggal dikejar sama satu motor pertamanya. Katanya polisi itu sempat mutar pistol di telunjuknya. Waktu abang tertembak sopir ini lari," timpal Maulana adik korban.

Sukirman menuturkan, ada yang janggal dengan kematian anak pertama dari empat bersaudara itu. Pasalnya di bagian wajah Idham terdapat luka lebam.

Hal ini juga dibenarkan oleh Maulana.

"Matanya itu kayak bengkak biru, payah lah mau nengok. Pipinya juga bengkak macam habis dipukuli," kata Sukirman.

Bahkan pihak keluarga menduga jika korban dipukuli terlebih dahulu sebelum tertembak. Sukirman dan Maulana serta beberapa warga di sekitar rumah pun menyangkal disebut Idham Kholid menyerang polisi.

"Gimana mau nyerang mukanya saja nampak kayak sudah lebam. Cerita yang di koran itu kami tidak yakin lah rasanya Idham melawan," kata ayahnya yang juga diiyakan oleh warga lainnya yang duduk bersama Tribun.

Meski ada kejanggalan dalam kasus kematian anak pertama dari empat bersaudara itu, Sukirman mengaku hanya bisa pasrah dan ikhlas menerima jika anaknya sudah tiada.

Ia dan istrinya Sukarti tak bisa berbuat banyak. jJka memang ada kesalahan prosedur dalam penembakan anaknya atau rekayasa atas kematian Idham, pihak keluarga berharap agar pihak berwenang bisa menegakkan keadilan untuk Idham.

"Kami serahkan sama polisi, kami terima anak kami sudah meninggal, kasihan orang sudah meninggal," kata Sukirman.

Ia menuturkan di rumah Idham dikenal pendiam. Ia juga dikenal pekerja keras meski terkadang hanya bekerja serabutan.

"Seperti saya bapaknya lah kerja serabutan. Kadang disuruh nebas, bersihin kebun orang. Istilahnya tidak ada kerja tetap yang penting duit halal," kata Sukirman.

Sehari-hari di rumah pada bada Magrib Idham juga dikenal sebagai guru mengaji untuk anak-anak di sekitar rumahnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini