News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Pengamat Sebut Sri Mulyani Hadapi Tantangan Berat

Penulis: Teuku Muhammad Guci Syaifudin
Editor: Wahid Nurdin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berbincang dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebelum acara pelantikan di Istana Negara Jakarta, Rabu (27/7/2016). Sebelumnya Presiden Joko Widodo mengumumkan 12 nama menteri dan Kepala BKPM di teras belakang Istana Merdeka. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Menteri Keuangan terlantik, Sri Mulyani memiliki tantangan yang berat untuk meningkatkan perekonomian Indonesia ke arah yang lebih baik.

Ia pun harus membangun tingkat kepercayaan masyarakat lantaran dirinya santer dikaitkan dengan kasus dugaan Bank Century.

Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi, mengatakan, tantangan terberat Sri Mulyani saat ini, yaitu meningkatkan penerimaan negara.

Sebab kata dia, target penerimaan pajak empat tahun terakhir tidak pernah tercapai. Apalagi sekarang berkaitan dengan impelementasi tax amnesti.

“Saya kira itu beban dan tanggungjawab Sri Mulyani,” kata Acuviarta kepada Tribun melalui sambungan telepon, Rabu (27/7/2016).

Menurut Acuviarta, Sri Mulyani harus lebih kreatif untuk mencari sumber pendapatan yang sebelumnya mengandalkan fiskal, bea masuk, dan sebagainya.

Sebab pendapatan negara dari fiskal itu sudah berkurang jauh, sehingga perlu alternatif. Sementara pengeluaran terus meningkat, sedangkan sumber pendapatan berkurang.

“Misalnya lebih mengembangkan BUMN lebih bersaing di dunia internasinal sehingga punya kontribusi,” kata Acuviarta.

Terkait dengan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Acuviarta menilai, Sri Mulyani memiliki peran penting.

“Saya kira kerangka MEA peran sri mulyani berkaitan dengan bagaimana pengaturan relugasi perdagangan internasional. Terutama menyangkut bea cukai, dan kemudahan dan insentif yang diberikan pemerintah. Impelentasi mea lebih banyak kepada kemudahan yang sifatnya yang menyangkut perdagangan dan menyangkut fiskal,” kata Acuviarta. (cis)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini