Laporan Wartawan Tribunnews, A Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Suhendro Putro (62), seorang koordinator pelaksana yang memandikan jenazah terpidana yang beragama Kristen dan Katolik mengungkap proses pelaksanaan eksekuti mati terhadap 14 terpidana.
Hampir dipastikan akan dilakukan hari ini, Kamis (28/7/2016) malam atau Jumat (29/7/2016) dini hari. Dalam hitungan Weton, hari ini adalah Kamis Pon atau malam Jumat Kliwon
"Saya nanti malam, tepatnya pukul 20.00 WIB diminta kumpul di Polres Cilacap lalu berangkat bareng-bareng ke Nusakambangan," kata Suhendro Putro kepada Tribunnews, Kamis (28/7/2016).
Suhendro menyatakan bila dirinya akan memandikan 10 jenazah dari total 14 terpidana yang akan dieksekusi mati. Dari 10 jenazah tersebut, menurut Suhendro, terdiri atas tujuh terpidana beragama Kristen dan tiga terpidana beragama Katolik.
"Pemandi jenazah dari Kristen sebelas orang dan dari katolik ada enam orang. Kami sudah siap," ungkap jemaat Gereja Kristen Jawa (GKJ) Cilacap yang jadi pengurus kematian di lingkungan gerejanya tersebut.
Suhendro menceritakan bila memandikan jenazah, terlebih jumlahnya lebih dari satu, bukanlah tugas yang ringan. Ia dan timnya harus siap secara jasmani dan rohani. Waktu yang diperlukan untuk memandikan satu jenazah sekitar enampuluh menit.
"Jadi memandikan 10 jenazah nanti kira-kira akan berlangsung mulai pukul 20.00 sampai pukul 08.00. Kami harus tenang dan siap, tentu saja kami juga harus menyerahkan semua pekerjaan ini kepada Tuhan," ungkapnya.
"Proses pemandian jenazah itu panjang. Setelah (terpidana) ditembak, harus dipastikan dulu sudah meninggal atau belum lalu dijahit lukanya, dimandikan, dipakaikan baju," terangnya.
Suhendro bukan kali pertama memandikan jenazah terpidana yang dieksekusi mati. Pada eksekusi tahap pertama, Suhendro memandikan lima jenazah terpidana dan pada eksekusi tahap kedua memandikan tujuh jenazah terpidana.
"Grogi sih tidak, tapi memang ini tidak ringan. Saya memandikan jenazah sudah sejak tahun 1992," terangnya.
Pada eksekusi tahap pertama dan kedua, Suhendro bahkan menyediakan perlengkapan kematian untuk jenazah terpidana mati. Di antaranya peti, salib, dan lainnya.
"Tetapi untuk eksekusi tahap ketiga kali ini saya tidak diminta menyediakan perlengkapan kematian. Semua perlengkapan kematian jenazah terpidana sudah disediakan pihak kepolisian," ungkapnya.