Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Prianggoro
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Freddy Budiman sudah berkalang tanah di pemakaman umum Mbah Ratu, Krembangan, Surabaya, Jumat (29/7/2016). Kematiannya meninggalkan cerita seperti dituturkan langsung Liberty Sitinjak.
Begitu menginjakkan kakinya menjadi Kepala Lapas Batu terhitung September 2013, Sitinjak sudah melihat Freddy sebagai selebriti di Nusakambangan. Sehingga perlu dibuatkan sel isolasi untuk Freddy.
"Saya bilang ke dia, ‘bagi saya kamu itu selebriti, makanya saya harus fokus mengawasi kamu,’” Sitinjak mengenang ucapannya saat itu dan membaginya kepada Tribunnews.com lewat sambungan telepon, Jumat (29/7/2016).
Siapa sebenarnya Sitinjak, seperti yang dibeberkan Koordinator Badan Pekerja Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan Haris Azhar, lewat tulisannya yang tersebar menyikapi eksekusi mati terhadap Freddy? Sitinjak merupakan koordinator dari tujuh kepala lapas di Nusakambangan.
Sitinjak menceritakan, sel khusus atau ruang isolasi untuk Freddy dibangun selama dua hari. Tujuannya membatasi ruang gerak Freddy sehingga tidak mendapatkan fasilitas ‘plus.’ Sekaligus menghentikan peredaran narkoba yang saat itu marak di Lapas Batu.
Dua kamera (CCTV) pengawas baru pun dipasang, menghadap langsung ke pintu akses menuju sel Freddy dan kondisi dalam sel. Siapa pun yang menuju sel Freddy harus melewati empat pintu berlapis.
“Jadi Freddy buang air besar saja, saya bisa melihat. CCTV itu langsung terhubungkan kepada saya. Siapa saja yang berusaha mendekati Freddy saya bisa melihat,” Sitinjak membeberkan.
Ia tak ingin main-main dengan Freddy. Terpidana mati kasus narkoba ini sungguh memikat, sehingga Sitinjak menempatkan pejabat eselon tingkat III dan IV yang bertanggung jawab khusus mengawasi sel isolasi Freddy. Termasuk menginventarisir barang-barang di dalam sel isolasi Freddy.
“Saat itu saya tahu barang-barang apa saja yang disimpan Freddy, bahkan berapa jumlah celana dalam Freddy pun saya tahu,” kata Sitinjak. Lihat berita bersambungnya Freddy Budiman Bersekutu dengan Terpidana Terorisme Membakar Lapas Batu
Warga Iringi Pemakaman Freddy
Ratusan orang datang memberikan salam perpisahan kepada Freddy di pemakaman umum Mbah Ratu, Krembangan, Surabaya, Jumat (29/7/2016) siang.
Freddy dimakamkan di liang kubur yang berada di sisi makam abahnya, Murdjito. Jenazah Freddy bakal ditumpuk dengan anggota keluarganya yang lain.
Beberapa warga di antaranya harus rela berdesak-desakan demi menyaksikan jalannya proses pemakaman Freddy. Jenazah tiba di lokasi sekitar pukul 15.00 WIB.
Kedatangan jenazah dikawal ketat oleh anggota Polsek Krembangan. Jenazah sempat susah dibawa ke liang lahat, karena saking banyaknya orang yang melihat.
Sebagian mereka ada yang rela memanjat pohon. Tidak lupa, mereka juga mengeluarkan ponsel untuk memotret atau membuat video momen pemakaman Freddy.
Pantauan Surya (Tribun Network) di lapangan, keluarga Freddy datang menggunakan pakaian tertutup, mulut tertutup dan menggunakan kaca mata.
Mereka seolah tak ingin wajahnya direkam atau difoto wartawan yang datang ke lokasi. Tampak beberapa kali keluarga Freddy menetaskan air mata dan menyekanya.
Pemakaman berjalan dengan lancar meski sebelumnya makam digenangi air. Isak tangis keluarga pecah setelah Freddy benar-benar dikubur di dalam tanah.
Hingga acara pemakaman selesai, tak ada satu orang dari perwakilan keluarga yang mau berkomentar. Rosyid Akbar (35), warga Krembangan, penasaran dengan Freddy Budiman.
Meski tidak sempat mengenalnya, ia ingin ikut mendoakannya agar segala amal diterima. "Sebagai tetangga saya juga ikut berduka, dan ingin takziah sekaligus mendoakannya," kata Rosyid.