Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Iwan Imam Susilo menuturkan, menurut informasi sejarah yang didapatkannya, Kampung Beting di Kelurahan Dalam Bugis, Pontianak Timur mengalami perubahan sejak tahun 1989/1990.
"Kampung Beting itu warnanya sudah mulai berubah menjadi kampung yang marak dengan peredaran narkoba dan kejahatan yang lain, itu sejak tahun 1989/1990," ungkapnya, Rabu (3/8/2016).
Ini artinya, perubahan yang terjadi di kawasan tersebut sudah cukup lama. Dengan demikian, ditegaskan Kapolresta, tentunya ini akan menjadi perhatian bersama. Baik itu kepolisian, DPRD Kota Pontianak maupun Wali Kota Pontianak.
"Ini harus kita tangani dengan serius, karena ini menjadi keprihatinan kita bersama. Informasi awal yang saya dapatkan, kurang lebih seminggu bisa sampai (beredar) 20 kilogram."
"Kami melakukan penyelidikan kebenarannya terkait itu, dan itu mungkin saja terjadi, bisa juga itu tidak hanya beredar di Beting saja, namun daerah lain di Pontianak," paparnya.
Sehingga, Kapolresta menegaskan pihaknya telah bekerjasama dengan Ditpolair Polda Kalbar, untuk mengantisipasi masuknya peredaran narkoba dari jalur perairan.
"Termasuk juga kami meningkatkan kegiatan operasi, yang dulunya itu seminggu dua kali, sekarang intensif operasi seminggu empat kali termasuk patroli tiap hari," jelasnya.
Ditegaskan Iwan, hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah masuknya barang haram tersebut ke wilayah Kampung Beting.
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan upaya sosialisasi dan pembinaan. Dalam arti konteks operasi yang bersifat preentif dan preventif, untuk membangun kesadaran warga masyarakat.
"Karena logikanya, ketika mereka bertambah permintaannya, pasti suplainya juga akan bertambah. Ini yang harus kita putuskan ini," terangnya.
Sementara untuk pendekatan dengan warga masyarakat di kawasan Kampung Beting. Menurut Kapolresta, Pemerintah Kota Pontianak juga sudah turun dengan berbagai programnya.
Kemudian dari akademisi pun, seperti dari Universitas Tanjungpura juga sudah turun dengan programnya.
"Ibu Kapolda dengan Taman Bacaan, Binmas juga dengan sosialisasi. Itu sudah turun semua, begitu pula dengan penegakan hukumnya," urainya.
Jika upaya-upaya tersebut belum memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan Kampung Beting,
Kapolresta menegaskan akan berharap terhadap program revitalisasi yang diprogramkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
"Artinya ini kalau memang ini belum bisa menyelesaikan dengan baik, tentunya kami akan melihat mudah-mudahan programnya Pak Jokowi dalam rangka revitalisasi dapat membangun wajah Kampung Beting menjadi lebih baik," jelas Kapolresta.
Namun ditambahkannya, sebelum itu diwujudkan, maka harus sinergis bersama-sama untuk memperbaiki kondisi kawasan Kampung Beting.