Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM,BREBES - Petani bawang merah di Desa Glonggong, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes mencurhkan isi hatinya terkait rendahnya harga bawang di tingkat petani.
Petani bawang merah, Sultoni (55) mengatakan, harga per kilogramnya hanya Rp 15 ribu.
"Harga di tingkat petani memang pernah ke titik terendah yakni Rp 8.000. Saat ini, bisa dibilang rendah juga mengingat harga pupuk dan obat pemberantas hama harganya tetap tinggi," kata Sultoni, Jumat (12/8/2016).
Menurutnya, banyak jenis obat pemberantas hama yang harus ia gunakan dalam satu kali musim.
Harganya pun bervariasi dari Rp 85 ribu-Rp 200 ribu per kemasan, tergantung khasiatnya untuk mengusir hama.
Selain itu, pada musim tanam kali ini, porsi pemberian obat hama lebih banyak dibandingkan musim tanam sebelumnya.
"Saya sudah memberikan obat hama sampai lima kali. Sebelumnya hanya dua kali," ujarnya.
Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan terjadi perbedaan atau disparitas harga terlalu jauh antara harga di tingkat petani dan pasar.
"Ada hal yang aneh, di tigkat petani, harga bawang di tingkat petani antara Rp 14 ribu-Rp 16 ribu. Namun di pasar bisa sampai Rp 38.000," ucap Enggar saat di Brebes, Jumat (12/8/2016).
Menurutnya, penyebab disparitas harga tersebut dikarenakan rantai pasok terlalu panjang dari hulu ke hilir atau dari petani ke pedagang.
Oleh karena itu, dia ingin Bulog menjadi pedagang besarnya pemerintah. Menjadi pemain baru yang menyeimbangkan supaya pasar efisien.
"Kalau Bulog masuk, pedagang akan melihat bagaimana Bulog dapat memperbaiki tata niaganya, pemain-pemainnya, atau transportasinya," ucapnya.