Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Siswi SMP Bharlind School bernama Sandra Yolanda Duha yang dibunuh dan dibuang di Jl Djamin Ginting, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntutang diketahui meninggalkan rumah pukul 07.00 WIB.
Korban pergi dengan menumpangi angkutan kota (angkot).
"Tadi pagi dia pamit sekolah seperti biasa. Pergi dari rumah pukul 07.00 WIB naik angkot 103," kata Selfi, ibu korban di lokasi kejadian, Sabtu (13/8/2016) sore.
Menurut Selfi, ia mengenal sopir angkot itu. Dirinya menyebut sopir angkot bernama Eben yang juga merupakan warga di Medan Tuntungan.
"Yang saya tau sopirnya itu badannya tinggi-tinggi dan umurnya paruh baya juga. Rumahnya dekat dengan rumah kami," kata Selfi.
Mendengar penuturan Selfi, polisi mencatat informasi yang disampaikan. Saat ini, polisi saling berkordinasi tengah mencari keberadaan Eben untuk dimintai keterangannya.
Kapolresta Medan, Kombes Mardiaz Kusin Dwihananto yang turun ke lokasi mengaku masih mendalami kasus ini. Kata Mardiaz, pihaknya belum bisa menyimpulkan apa motif pembunuhan.
"Saat kami temukan, pisau yang digunakan untuk membunuh korban masih menempel di leher kiri. Sejauh ini, kasusnya masih kami dalami," ungkap Mardiaz.
Diberitakan sebelumnya, aksi pembunuhan siswi SMP bernama Sandra Yolanda Duha menggemparkan warga Jl Djamin Ginting KM 13, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Medan Tuntungan.
Seusai dibunuh, jasad korban dibuang di belakang warung es kelapa.
"Pertama kali yang menemukan pemilik warung es itu. Dia mau jualan siang tadi," kata S beru Surbakti, Sabtu (13/8/2016) sore.
Ketika membuka warung, saksi bernama Yusnilawati boru Sinaga mendengar suara ayam borkotek. Dikiranya, ayam miliknya tengah dimakan musang.
"Karena dikira kakak itu ayamnya dimakan musang, pergi dia ke semak-semak itu. Pas sampai di belakang itu, ditengoknya ada mayat," kata wanita bertubuh gempal tersebut.(*)