Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Misran Asri
TRIBUNNEWS.COM, BANDA ACEH - Jurnalis Aceh mengharapkan oknum TNI AU yang melakukan pemukulan terhadap dua wartawan saat meliput bentrokan warga Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia, Sumatera Utara, Senin (15/8/2016) lalu, harus direvolusi mental, seperti digembar-gemborkan Presiden RI, Jokowi.
"Revolusi mental perlu dilakukan terhadap oknum TNI AU yang melakukan pemukulan terhadap dua wartawan di Medan. Para oknum TNI AU itu seharusnya tahu pekerjaan dan seperti apa fungsi jurnalis itu," kata koordinasi aksi, Afifuddin.
Jadi, bukan hanya rakyat serta para kabinet Presiden RI semata yang perlu direvolusi mental. Melainkan intruksi revolusi mental itu juga harus menyentuh terutama para oknum TNI AU di Medan yang melakukan pemukulan.
"Ketika Institusi TNI umumnya terus membangun hubungan dengan rakyat dan semua pihak, justru masih ada oknum-oknum TNI AU di Medan yang mengendepankan kekerasan. Maka semua hal yang telah dibangun, akan berdampak tidak baik bagi institusi TNI lainnya," ungkap Afifuddin.
Ia pun meminta kasus pemukulan terhadap wartawan diusut sampai tuntas, sehingga kasus serupa diharapkan tidak kembali terulang.
"Kami sangat menyayangkan hal ini. Kami sangat mengecam cara-cara oknum TNI AU di Medan dalam menyelesaikan suatu permasalahan," pungkas Afifuddin.
Saniah, seorang jurnalis Aceh yang ikut menyampaikan orasinya meminta semua wartawan memboikot pemberitaan yang berkenaan dengan TNI AU, kalau kasus pemukulan terhadap dua wartawan di Medan itu tidak dituntaskan.(*)