Puluhan Jurnalis Kota Tarakan Orasi di Lampu Merah GTM
TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN - Sekitar 50 wartawan di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, berunjukrasa damai di persimpangan lampu lalu lintas GTM, Tarakan, Kamis (18/8/2016).
Unjukrasa mereka sebagai bentuk solidaritas kepada dua wartawan di Medan, Sumatera Utara, yakni Array Argus (Tribun Medan) dan Andri Safrin (MNCTV) yang menjadi korban penganiayaan oknum TNI Angkatan Udara yang bersengketa dengan warga.
Para wartawan membawa berbagai spanduk mengecam tindakan kekerasan okum TNI AU terhadap dua rekan mereka. Mereka menuntut oknum anggota TNI AU yang menganiaya wartawan dihukum hingga meminta KSAU mencopot Danlanud Medan Suwondo.
Aksi yang berjalan sekitar satu jam diikuti wartawan media cetak dan elektronik yang tergabung dalam Aliansi Jurnalis Televisi Indonesia (AJTI) Kaltara, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tarakan dan Forum Wartawan Kota Tarakan.
Puluhan anggota Polres Tarakan turut menjaga aksi para wartawan. Terlihat polisi lalu lintas mengatur arus lalu lintas di perempatan jalan lampu lalu lintas GTM.
Secara bergantian wartawan berorasi di jalan menggunakan pengeras suara. Seluruh atribut dan peralatan para wartawan pun dilepas di jalan, dari kartu pers, topi hingga kamera dan handycame.
Sebelum mengakhiri aksi turun di jalan, seluruh wartawan menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil mengepalkan tangan, sebagai bukti mencintai bangsa Indonesia dan meminta aksi kekerasan terhadap wartawan tidak terjadi lagi.
Usai beraksi seluruh wartawan mendatangi Lanud Tarakan untuk menyerahkan seluruh spanduk kecaman dan petisi agar kasus ini diusut tuntas, sehingga ke depan tidak lagi terulang.
Kedatangan wartawan diterima baik oleh Danlanud Kolonel Umar Fatuhrrohman di depan pintu gerbang Lanud Tarakan. Umar berjanji menyampaikan hal ini kepada atasannya dan menyerahkan spanduk dan petisi yang ada.
"Saya berharap wartawan di Tarakan tetap menjaga silaturahmi dengan TNI AU. Sebab kami anggap wartawan itu rekan kerja dari Lanud. Tanpa wartawan Lanud Tarakan tidak bisa berkembang. Mudah-mudahan aksi yang ada di Medan tidak akan pernah terjadi di Tarakan," ujar Umar.