"Tetapi kemudian dibacok dari belakang. Awalnya mengenai telinga kiri. Sabetan kedua mengenai leher belakang," ujar Kanit Binmas Polsek Bantur Aiptu Dwi Bambang yang mengantarkan jenazah Munarah ke Kamar Mayat Rumah Sakit Saiful Anwar.
Sabetan kedua membuat kakek renta itu tewas bersimbah darah.
Bukannya menolong, Agus meninggalkan tubuh korban dan menuju Polsek Bantur untuk menyerahkan diri.
Warga sekitar kaget melihat peristiwa itu dan membawa jenazah Munarah dibawa ke kamar mayat, usai proses identifikasi dan olah tempat kejadian perkara selesai.
Kerabat Munarah yang ikut mengantarnya ke kamar mayat, enggan memberikan keterangan kepada wartawan.
Seorang warga yang ikut dalam rombongan pengantar, namun enggan menyebut namanya, menuturkan jika Munarah dikenal sebagai laki-laki pendiam.
"Kerjanya ya ngarit itu, setiap hari ngarit karena kambingnya banyak. Dia dikenal sebagai laki-laki pendiam. Kalau disebut dukun santet, gimana membuktikannya," ujar laki-laki tersebut.
Ia menambahkan, ayah Agus, Muksin, sudah sakit sejak beberapa tahun lalu. Muksin tidak bisa beraktivitas karena terkena stroke.
"Nggak tahu kok disebut kena santet, padahal sudah sakit lama," katanya.