Laporan Wartawan Pos Kupang, John Taena
TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU -Puluhan juta rupiah milik belasan orang peternak ayam pedaging di Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT hilang sia-sia dalam waktu dua pekan terakhir.
Hal ini disebabkan oleh pemadaman listrik yang tidak menentu dari manajemen PT. PLN Area Sumba.
Kepada Pos Kupang di kediamannya, Rabu (21/9/2016), Haider Abdul Abdul Gadir (42), warga RT 03, RW 01, Kelurahan Kambadjawa, Kecamatan Kota Waingapu mengatakan, dirinya merupakan satu dari belasan peternak ayam di daerah itu.
Dia merasa sangat dirugikan. Pedamanan listrik selama dua pekan terkhir ini menyebabkan ribuan ekor ayam pedaging miliknya mati.
"Saya punya 14 kandang dan masing-masing bisa tampung sampai 1.400 ekor. Kalau mau jujur, itu anak ayam mati yang mati sudah ribuan ekor."
"Setiap kandang itu bisa mencapai 100 ekor yang mati, jadi totalnya bisa mencapai 1.400 ekor tapi kita mau tuntut siapa?" tandasnya.
Kematian ribuan ekor anak ayam pedaging miliknya, kata Gadir, disebabkan pemadaman listrik.
"Kalau malam ayam akan stres dan mati karena gelap dan kedinginan. Apalagi usia nol sampai dua minggu itu sangat rentan," kata jelas Gadir.
Harga anak ayam saat ini, lanjut Gadir, Rp 11.000 per ekor. Jikalau dikalkulasikan dengan total jumlah anak pedaging miliknya yang mati selama dua pekan terakhir maka kerugian sudah mencapai Rp 15.400.000.
Hal ini belum termasuk biaya operasional yang dikeluarkan selama dua pekan terakhir.
"Ada belasan orang di Waingapu yang piara ayam pedaging seperti saya. Kami sudah pernah menghadap dan komplain ke soal pemadaman listrik ini, PLN seperti tidak ada respon" tandasnya. (*)