TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Wajah Lukman, asal Gorontalo ini terlihat pasrah saat mendengar berita bahwa Dimas Kanjeng Taat Pribadi diringkus Polisi.
Ia merupakan salah satu pengikut Dimas Kanjeng dan percaya bahwa yang bersangkutan bisa menggandakan uang.
Bahkan, ia pun sempat mengeluarkan uang atau yang biasa disebut sebagai mahar di awal proses penggandaan uang ini.
Hanya saja, Lukman enggan menyebutkan nominal uang mahar yang sudah diberikan ke Dimas Kanjeng.
Tiga tahun lalu, ia datang ke padepokan dengan membawa uang mahar. Sesuai dengan jadwalnya, ia akan mendapatkan penggandaan itu tahun ini.
Namun, lagi - lagi, ia tidak membeberkan berapa janji Dimas Kanjeng melipatkan gandakan uang maharnya.
"Tahun ini seharusnya saya dapat hasil panen itu. Penggandaan uang mahar saya tahun ini cair," katanya.
Dia pun khawatir tertangkapnya Dimas Kanjeng ini membuat uang maharnya terancam tidak kembali.
Namun, ia menegaskan kembali atau tidak uang maharnya itu, ia akan pulang ke Gorontalo.
"Saya sudah tidak memikirkan uang mahar itu, yang jelas dalam jangka waktu dekat saya akan pulang ke rumah saja," terangnya.
Pria 55 tahun ini menjelaskan, sudah empat bulan menetap di padepokan. Selama empat bulan ini, ia mengikuti rutinitas yang ada di padepokan, mulai olahraga di pagi hari, salat lima waktu, mengaji, atau pun mendengarkan tausiah.
"Jadi, bagi siapapun yang membayar uang mahar dan ingin uangnya digandakan harus mau tinggal di Padepokan."
"Tinggal di padepokan ini dilakukan saat menjelang pencairan saja. Kayak saya tahun ini kan mau cair, makanya saya tinggal di Padepokan," ungkapnya.
Ia mengaku, sudah banyak meninggalkan semua aktivitas dan keluarganya yang ada di Gorontalo.