TRIBUNNEWS.COM, BATANG - Detik-detik penentuan cagub dan cawagub Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera tarik ulur untuk menemukan pendamping Sandiaga Uno memang berlangsung sengit.
Bahkan, saat detik-detik terakhir Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo mengaku mendapatkan pinangan untuk mendampingi Sandiaga Uno maju dalam Pilkada DKI Jakarta.
"Saya kemarin dari Jakarta, bertemu Sandiaga dan Anis Baswedan di sana. Kami diskusi hebat yang panjang," ujar Yoyok.
Setelah pertemuan tersebut, kata dia, Yoyok kembali ke Batang naik kereta.
"Baru selangkah kaki saya turun dari atas kereta. Saya sudah dihubungi DPP Gerindra untuk maju Pilkada DKI, dan mau dijemput menggunakan helikopter," kata dia.
Yoyok menolak tawaran tersebut, karena menilai pasangan Sandiaga Uno dan Anis Baswedan adalah yang paling tepat.
Selain itu, pihaknya mengaku tidak ada persoalan Sandiaga Uno akan berpasangan dengan siapa.
Namun Yoyok juga memperhitungkan berapa besar kemungkinan kemenangannya di pesta demokrasi tersebut.
"Ini bukan soal pasangannya, tapi saya harus berpikir kemenangan," katanya.
Yoyok menilai dirinya belum mampu untuk bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta, dan menilai demokrasi tidak akan berjalan secara baik.
"Demokrasi ini akan terbangun dengan baik jika menyuguhkan calon yang tepat, jika terlalu jomplang tidak akan ramai," ujar dia.
Selain tidak maju dalam Pilkada DKI Jakarta, Yoyok juga memastikan tidak akan ikut pesta demokrasi di Kabupaten Batang.
Saat ini, Yoyok memilih untuk menyelesaikan masa jabatannya yang hanya tersisa sekitar lima bulan lagi.
"Ini sudah last minute untuk saya tidak maju Pilkada-red. Sekarang saya hanya ingin menyelesaikan sumpah saya menyelesaikan jabatan yang tersisa lima bulan lagi," ujarnya.