Laporan Wartawan Tribun Timur, Hasim Arfah
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR -- Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo menanggapi kasus pembakaran Kantor DPRD Gowa.
"Saya sekarang lebih banyak diam karena saya punya hubungan psikologi dengan Bupati Gowa. Kalau saya tanggapi bisa diartikan lain-lain padahal kan tidak demikian jadi saya lebih banyak diam saja," ujar Syahrul sehabis menghadiri Rapat Paripurna di Sekretariat DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Sulsel, Senin (26/9/2016).
Syahrul pun menjelaskan supaya kepolisian yang menyelesaikan masalah ini.
Syahrul menganggap masalah Gowa adalah proses pembakaran gedung.
"Masalah ini kan yang ada adalah proses pembakaran sehingga kepolisian mesti menyelesaikan dengan baik. Saya masih memberikan waktu kepada kepolisian unruk menyelesaikan ini," katanya.
Syahrul mengatakan akan membentuk tim gabungan untuk mengusut masalah Gowa.
"Akan ada tim dari pemerintah pusat dan provinsi untuk menyelesaikan ini," katanya.
Ia pun menganggap masalah pembakaran dan konflik di Gowa karena kurang komunikasi antara Pemkab dan pihak Maddusila.
"Kalau saya liat ini karena kurang komunikasi baik, dan tentu saja harus dibedakan antara masalah (LAD) dengan pembakaran yang sudah ditangani oleh kepolisian," katanya.
Ia pun menganggap Bupati Gowa Adnan Purichta IYL tak bermaksud menjadi Raja.
"Memang Perda untuk pengamanan aset negara karena perubahan UU dan memang asetnya harus diamankan," kata Syahrul.
Tapi Syahrul menganggap ucapan dan komentarnya bisa disalah tafsirkan.
"Apalagi kalau saya yang punya hubungan psikologi dengan pak Bupati. Apapun yang saya bilang ditafsirkan membela siapa padahal tidak," katanya.