Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka F Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Masih ingat wanita asal Pekalongan yang menulis Alkitab Na'sum yang menghebohkan publik pada Juli 2016 lalu? Namanya Sri Hartati.
Warga Karangdadap, Kabupaten Pekalongan, ini mengaku utusan Tuhan dan mendapatkan wahyu yang ditulisnya dalam sebuah kitab yang diberi nama Alkitab Na'sum.
Baca: Salat Menghadap Timur, Sri Hartati Ladeni Debat dengan Tokoh Agama
Sri Hartati dan suaminya Agus Triharyanto membawa kitab sucinya. TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA
Saat itu MUI Pekalongan, Kementerian Agama, Polres Pekalongan, tokoh Agama dan pihak Kecamatan serta aparatur desa bertindak cepat mencegah berkembangnya ajaran Al Kitab Na'sum.
Berbagai pihak berusaha menyadarkan kembali Sri dan anggota keluarganya agar bertaubat dan kembali ke ajaran Islam yang benar.
Baca: Sri Hartati: Saya Utusan Tuhan, Tapi Bukan Nabi
Usaha tersebut berhasil, Sri dan keluarganya bertobat di Masjid Al Muhtarom Kajen yang dipimpin Ketua MUI Kabupaten Pekalongan.
Kali ini Kasat Intelkam Polres Pekalongan AKP GN Simatupang berupaya menjalin silaturahmi dengan Sri dan keluarganya pada Sabtu (1/10/2016). Tujuannya menyemangati mereka agar tak merasa terkucilkan di tempat tinggalnya.
Sri Hartati, guru PNS di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah yang mengaku utusan Tuhan dan membuat kitab Alkitab Na'sum, akhirnya bertobat bersama suaminya mengucapkan dua kalimat syahadat dibimbing oleh MUI Pekalongan, di Masjid Al Muktarom, Kabupaten Pekalongan, Jumat (10/6/2016). TRIBUN JATENG/RAKA F PUJANGGA
Baca: Mengaku Utusan Tuhan, Sri Hartati Bisa Sembuhkan Penyakit Aneh Pasien
Sri yang dulu sempat dikucilkan karena dianggap memiliki ajaran sesat, kini sudah dapat berbaur dengan tetangga rumahnya.
"Kami melaksanakan silaturahmi ke rumah Sri Hartati pascapertaubatan, dia sudah bisa berbaur dengan masyarakat dan tetangga sekitar sehingga hal tersebut sangat positif," kata Simatupang.
Baca: Sri Hartati Mengaku Utusan Tuhan Bukan Nabi, Begini Komentar MUI
Ia menambahkan silaturahmi ini merupakan perintah Kapolres Pekalongan agar tetap memonitor setiap permasalahan yang sudah selesai, sehingga benar-benar tercipta rasa aman di masyarakat.
"Kapolres kemarin memerintahkan kami agar memonitor bagaimana perkembangan situasi pasca pertaubatan Sri Hartati," Simatupang menambahkan.
Silaturahmi ini sekaligus mengantisipasi perkembangan ajaran yang menyesatkan masyarakat. Terlebih saat kasus Gatot Brajamusti dan Dimas Kanjeng muncul menggegerkan publik.