Laporan wartawan Surya, Zainuddin
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Rekonstruksi di wisma di Jalan Cimanuk, Sabtu (1/10/2016) membuka fakta baru yang mengejutkan.
Rekonstruksi atas kasus penyekapan dan penyiksaan tersebut menunjukkan bahwa empat wanita yang berada di wisma tersebut tidak asing dengan narkoba jenis sabu.
Lebih mengejutkan lagi, aksi penyekapan itu tidak benar-benar ada.
Ditemui usai rekonstruksi, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Shinto Silitonga mengatakan kasus tersebut melibatkan delapan orang, yaitu empat pria dan empat wanita.
Dua pasangan sering berada di kamar 101, dan dua pasangan lain sering berada di kamar 102.
Delapan orang ini keluar-masuk wisma setiap hari. Termasuk empat wanita yang sempat dikabarkan disekap.
Tidak diketahui kemana empat wanita yang berusia antara 15-16 tahun itu saat meninggalkan wisma.
"Jadi tidak ada penyekapan. Mereka hanya menggelar pesta sabu disini," kata Shinto.
Delapan orang itu sangat akrab dengan sabu. Bahkan empat wanita itu sudah mengenal sabu sejak berusia 14 tahun.
Kasus ini terbongkar setelah remaja berinisial FN (bukan RK, red.) menghubungi keluarga.
Remaja berusia 16 tahun ini sudah tidak pulang selama dua pekan. RK mengaku disekap dan disiksa oleh tiga pria di wisma tersebut.
Shinto belum mengetahui motif FN menghubungi keluarganya, dan mengaku disekap dan disiksa di wisma tersebut. FN pun belum menjelaskan alasannya.
"Empat wanita itu hanya pemakai. Tapi keterangan mereka masih didalami lagi," tambahnya.(*)